ca-app-pub-7044437663567666/2222590119

Click Here. Get Money

Sejarah Peradaban Islam



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata arab al-Hadharah al-islamiyyah. Kata Arab ini sering juga di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab, al-Tsaqafah; Inggris, culture) dan “peradaban” (Arab, al-Hadharah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.  Sedangkan, manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral, mka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi,dan teknologi. Sedangakan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. [1]
Telah hal yang biasa untuk dicatat bahwa di barat pada umumnya, dan Amerika Serikat pada khususnya, kaum muslim tak dapat lagi dianggap sebagai pihak yang “ada di sebelah sana”. Semakin lama mereka semakin menjadi bagian yang terlihat dan lantang bersuara dalam masyarakat. Meski demikian, hanya baru-baru ini saja banyak orang barat mulai memahami bahwa Islam, bersama Kristianitas dan Yudaisme (agama Yahudi), adalah sejatinya merupakan agama “barat”. Namun semakin lama informasi mengenai islam dan muslim semakin banyak tersedia melalui media,  dan sulit untuk tidak menyadari kehadiran kaum muslim di kota-kota Amerika. Namun sebagian besar orang Amerika tetap saja hanya menyadari secara samar-samar mengenai jumlah dan betapa pentingnya komonitas muslim di dunia barat khususnya Amerika, dan mereka tahu hanya sedikit, itupun jika ada yang tahu, mengenai Islam itu sendiri.
Pertumbuhan Islam selama abad-abad awal eksistensinya merupakan fenomena yang sulit di mengerti oleh Kristianitas barat, dan kesalah pahaman, prasangka, ketakutan, dan dalam beberapa kasus, kebencian telah mencirikan banyak bagian dalam sejarah pertemuan antara kedua agama tersebut. Bersama dengan rasa takut dan kecemasan pada saat ini  mengenai “ekstrimisme”, yang dikira ada, merupakan bagian dari konteks untuk memahami pengalaman muslim di dunia barat, terutama dari kalangan Amerika Kristiani.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Islam datang ke Amerika?
2.      Bagaimana penjajahan barat terhadap dunia Islam di anak benua India dan Asia Tenggara?
3.      Bagaimana pengaruh peradaban Islam ke dunia barat?
4.      Bagaimana menjalani kehidupan muslim dalam masyarakat Amerika?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan Islam datang ke Amerika.
2.      Menjelaskan penjajahan barat terhadap dunia Islam di anak benua India dan Asia Tenggara.
3.      Menjelaskan pengaruh peradaban Islam ke dunia barat.
4.      Menjelaskan menjalani kehidupan muslim dalam masyarakat Amerika.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Islam Datang ke Amerika
Para pengamat kemunculan Islam di Amerika Utara kebanyakan memandang bahwa kedatangan pertama yang sesungguhnya orang-orang muslim di Amerika Serikat terjadi pada pertengahan dan akhir abad  ke-19. Dan memang, pada saat itulah  para imigran muslim pertama,  terutama dari timur tengah, mulai datang ke Amerika Utara dengan harapan memperoleh peruntungan, besar ataupun kecil, dan kemudian kembali ke tanah air mereka. Sebagian akademisi kini berpendapat bahwa selama hampir dua abad sebelum perjalanan Christopher Colombus di tahun 1492, orang-orang muslim telah melakukan pelayaran dari Spanyol dan sebagian pesisir barat laut Afrika ke Amerika Selatan dan Amerika Utara dan sebagian bahkan ikut menjadi awak Colombus. Dan sebagian juga ada yang menduga bahwa orang-orang muslim mendirikan pos-pos perdagangan (trading post) dan bahkan memperkenalkan sebuah benda-benda seni dan kerajinan di Amerika Selatan dan Utara. Bukti-bukti yang mendukung pernyataan tersebut di ambil dari benda-benda peninggalan sejarah (artifak), tulisan-tulisan, dan laporan dari kisah-kisah para saksi mata namun masih agak meragukan sehingga teori semacam itu masih berupa dugaan-dugaan belaka.
Semakin banyak bukti bermunculan yang menunjukkan bahwa sebagian orang-orang Moor yang dipaksa pergi tersebut berhasil menuju kepulauan Karibia, dan bahkan sebagian lagi berhasil mencapai bagian selatan negara Amerika Serikat masa kini. Para akademisi dari berbagai disiplin ilmu terus berupaya membuktikan teori-teori tersebut, yang dipandang oleh sebagian muslim Amerika sebagai bukti bahwa Islam berperan dalam sejarah awal Amerika Serikat. Kemungkinan adanya hubungan dengan Spanyol semacam itu terutama menarik hati warga Amerika Serikat keturunan Amerika Latin yang tertarik dengan ajaran Islam.[2]

B.     Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
India ketika berada pada masa kemajuan pemerintahan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal itu mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M belanda mendapatkan izin yang sama. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibu kota kerajaan Mughal juga berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris, karena bantuan yang diberikan Inggris kepada raja ketika mengalahkan aliansi Sikh-Hindu berusha menguasai kerajaan. Pada tahun 1842 M, keamiran muslim Sind di India dikuasainya. Tahun 1857 M, kerajaan Mughal bahkan dikuasai penuh  dan setahun kemudian rajannya yang berakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada dibawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879 M, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan kesultanan muslim Baluchistan dimasukkan di bawah kekuasaan India-Inggris, tahun 1899 M.[3]
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal itu mungkin karena, dibandingkan dengan Mughal, kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.
Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai, di taklukkan portugis tahun 1511 M. Sejak itu, peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sering-kali berkobar.
Akhir abad ke-16 M, gilian Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis yang datang ke Asia Tenggara. Akan tetapi, dua negara yang disebut terakhir tidak berhasil menjajah negeri di Asia Tenggara  dan hanya datang untuk berdagang. Belanda datang tahun 1595 M dan dengan segera dapat memonopoli perdagangan di kepulauan Nusantara. Tentu saja, kehadirannya ditantang oleh penduduk setempat. Oleh karena itu, sering kali terjadi peperangan antara Belanda dengan penduduk, walaupun akhirnya peperangan tersebut di menangkan oleh Belanda. Kekuasaan Inggris tertancap di Semenanjung Malaya, termasuk Singapura sekarang, bahkan Inggris juga sempat menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad ke-19 M.[4]
Sebagaimana di India, di Asia Tenggara kekuasaan politik negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika negeri-negeri jajahan tersebut memerdekakan diri dari kekuasaan asing.
C.    Pengaruh Peradaban Islam ke Dunia Barat
Ilmu pengetahuan Islam pada mulanya berkembang di daratan Eropa, yaitu di Toledo, Kordova, dan Sevilla, di negeri Andalusia. Kemudian mengalir ke negara-negara barat lewat kaum terpelajar barat itu. Mereka menerjemahkan buku-buku karangan umat Islam dalam bahasa barat. Para pelajar barat itu, antara lain sebagai berikut.[5]
1.      Abolard Bard
Ia berpendidikan Islam di Toledo. Ia menjadi ahli matematika dan sebagai fisuf Inggris yang masyhur. Ia memindahkan Universitas Toledo, Universitas Cambrugde, dan Oxford di Inggris.
2.      Mazarabes
Mazarabes adalah seorang beragama Islam, tetapi karena terpaksa oleh lingkungan Barat yang Kristen dan supaya tidak dicurigai, ia mengubah namanya menjadi Petrus Alphonsi. Ia menjadi dokter raja Inggris Henri I. Kemudian, ia membuka perguruan tinggi serta mengajarkan pengetahuan Islam. Ia termasuk berjasa menyebarkan Islam di Inggris sehingga di Inggris terdapat pendukung-pendukung Islam.
3.      Archedeacon Dominico Gundisavi
Archedeacon Dominico Gundisavi meniru Khalifah al-Makmum, mendirikan “Bait al-Hikmah” (Badan penerjemah House of Wisdom) dari pihak pemerintah Kristen di Toledo. Ketika itu, badan tersebut dipimpim oleh Raymond. Di sana disalin buku-buku berbahasa Arab yang belum terbakar.
4.      Ibnu Dawud
Ibnu Dawud adala seorang Islam bangsa Yahudi. Di barat di kenal dengan nama Avendeath. Ia menyalin buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin mengenai ilmu Astronomi dan Astrologi. Ia berusaha mengimbangi penerjemah terkenal di bagdad, yaitu Thabit Ibnu Qurra.
5.      Gerard Cremona
Gerard Cremona lahir di Cremona, Italia tahun 1114 M. Kemudian, ia pindah ke Toledo. Ia menyalin buku bahasa Arab dengan bahasa Latin tentang ilmu filsafat, matematika, dan kedokteran. Semuanya berjumlah 80 buah.
Menurut pengakuan para ahli kebudayaan dan ahli ilmu pengetahuan, peradaban di negara-negara Barat itu banyak di pengaruhi oleh peradaban Islam. Berbagai orang pandai di Eropasekarang merasa bahwa kehidupan Eropa sebenarnya dibelit oleh kebudayaan Islam sekelilingnya. Untuk melepaskan diri dari kebudayaan ini tidak mungkin, karenamereka sendiri telah mengakui kebudayaan itu sebagai kebudayaan sendiri. Karena itulah banyak pengakuan ahli Barat tentang pengaruh Islamterhadap kebudayaan Baratpada masa lalu. Pernyataan itu di antaranya sebagai berikut.[6]
a.      Penjelasan Prof. Dr. Charles Singer (seorang sarjana barat)
Di Barat, ilmu tasrih (anatomi) dan ilmu kedokteran sebenarnya tidak ada. Ilmu mengenai penyakit di pergunakan dengan cara yang bukan-bukan. Di sana, jengkalan jari, tumbuh-tumbuhan, tukang jual obat, dan takhayyul, merupakan salah satu obat.
b.      Pernyataan Para Orientalis Spanyol
Mereka menyatakan bahwa buku ilmu filsafat merupakan buah pikiran ahli filsafat Islam, yaitu Ibnu Rusyd dan al-Ghazali.jadi, pernyataan tersebut menunjukkanbahwa ilmu filsafat Islam sangat memengaruhi ilmu filsafat barat.
c.       Pernyataan IbnuTumlus
Ibnu Tumlus di Alcira (wafat tahun 1223 M), seorang Barat, ahli ilmu ukur, ilmu bintang, ilmu musik, dan Aritmetika menyatakan, “Orang-orang Islam telah jauh melampaui kepandaian orang-orang Barat.”
d.      Berita Dr. Peter Du Berg
Dr. Peter Du Berg menceritakan bahwa pendeta Peter the Venerable berangkat ke Telodo hendak menyalin al-Qur’an, tetapi pendeta tersebut takjub ketika melihat orang Yahudi Islam sedang menulis diatas benda tipis halus (kertas). Kemudian, ia membawa kepandaian umat Islam dalam membuat kertas itu ke Prancis.
e.       Prof. H.A.R. Gibb
Prof. H.A.R. Gibb adalah seorang Maha Guru London University. Ia menyatakan bahwa sastra Barat itu berasal dari sastra muslimin, tidaklah ada yang mempertengkarkan dan memperselisihkannya.
f.       Prof. Leo Wainer
Sastrawan Barat ini menyatakan bahwa kontak pengaruh sastra Islam dengan sastra Eropa dimulai pada abad VIII Masehi.
g.      Prof. Kodrad
Dalam bukunya “Uber den Usprung deermite literichen Minnesang” yang diterbitkan di Swiss tahun 1918, Kodrad menyatakan bahwa Eropa mendapat sastra dan nyala api peradaban modern dari Islam.
D.    Menjalani Kehidupan Muslim dalam masyarakat Amerika
Mencari ilmu merupakan sebuah kewajiban utama dalam Islam, dan kaum muslim Amerika sering merujuk pada penegasan Rasulullah bahwa setiap muslim harus mencari ilmu setinggi-tingginya. Banyak keluarga muslim semakin prihatin akan pengalaman anak-anak mereka di sekolah negeri. Namun hidup semakin rumit, dan kini termasuk tanggung jawab (orang tua) untuk berpartisipasi dalam kurikulum dan lingkungan pendidikan bagi anak-anak. Sebagian melihat masalah-masalah yang ada pada sekolah-sekolah Amerika disebabkan pihak Amerika Kristiani (dan Yahudi) telah mengabaikan nilai-nilai dasar keagamaan mereka sendiri. Banyak yang berfikir untuk mengusahakan berdirinya lembaga-lembaga pendidikan Islam swasta, karena mereka percaya sistem pendidikan Islam akan lebih baik dalam aspek akademis, dan aspek pendidikan nilai.
Apa pun bentuk pendidikan yang dipilih, para pendidik menyuruh para orang tua muslim menyediakan sumber daya-daya dan lingkungan di rumah yang akan membantu anak belajar tak hanya secara lebih efektif namun juga “sejarah lebih Islami”. Dalam artikel berjudul “Resep Orangtua Muslim untuk Keberhasilan Anak di Sekolah”, direktur Council of Islamic School in North Amerika (CISNA) mendesak para orangtua untuk menyuruh anak-anak mereka mengerjakan pekerjaan rumah selam satu jam penuh sebelum shalat. Dengan demikian, berwuduk dan melakukan shalat akan nampak seperti semacam rehat. Menurut direktur CISNA, yang merupakan salah satu dari empat organisasi sekolah Islam yang ada di Amerika Serikat dan Kanada, lebih dari seratus sekolah Islam ini menyediakan pendidikan dalam lingkungan yang berdasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah.
Program pendidikan Islam di Amerika juga menyediakan pendidikan bagi remaja dan orang dewasa di masjid-masjid dan sekolah akhir pekan di pusat-pusat Islam. Dalam hal ini berbagai jurnal dan organisasi juga menyediakan banyak sekali bahan bahan-bahan dan bantuan. Pengajaran yang diberikan beragam muali dari al-Qur’an, Sunnah, dan sejarah Isalam hingga kemasalah-masalah mengenai pakaian dan perilaku yang pantas bagi orang muslim dalam berbagai keadaan.
Para mahasiswa muslim yang belajar di berbagai college dan universitas lainnya di Amerika Serikat semakin lantang bersuara dalam upaya untuk memperoleh pengakuan atas diri dan komonitas mereka. Upaya-upaya ini, yang didukung oleh kelompok-kelompok nasional seperti muslim student Assocation (MSA), makin menampakkan hati. Universitas Syracuse telah mengakui ‘eid al-fitr di akhir bulan Ramadan sebagai hari libur resmi sekolah, dan seluruh universitas tutup pada hari itu.[7]






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Semakin banyak bukti bermunculan yang menunjukkan bahwa sebagian orang-orang Moor yang dipaksa pergi tersebut berhasil menuju kepulauan Karibia, dan bahkan sebagian lagi berhasil mencapai bagian selatan negara Amerika Serikat masa kini. Para akademisi dari berbagai disiplin ilmu terus berupaya membuktikan teori-teori tersebut, yang dipandang oleh sebagian muslim Amerika sebagai bukti bahwa Islam berperan dalam sejarah awal Amerika Serikat.
Akhir abad ke-16 M, gilian Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis yang datang ke Asia Tenggara. Akan tetapi, dua negara yang disebut terakhir tidak berhasil menjajah negeri di Asia Tenggara  dan hanya datang untuk berdagang. Belanda datang tahun 1595 M dan dengan segera dapat memonopoli perdagangan di kepulauan Nusantara.
Ilmu pengetahuan Islam pada mulanya berkembang di daratan Eropa, yaitu di Toledo, Kordova, dan Sevilla, di negeri Andalusia. Kemudian mengalir ke negara-negara barat lewat kaum terpelajar barat itu. Mereka menerjemahkan buku-buku karangan umat Islam dalam bahasa barat. Para pelajar barat itu, antara lain sebagai berikut.
1.      Abolard Bard
2.      Mazarabes
3.      Archedeacon Dominico Gundisavi
4.      Ibnu Dawud
5.      Gerard Cremona
Mencari ilmu merupakan sebuah kewajiban utama dalam Islam, dan kaum muslim Amerika sering merujuk pada penegasan Rasulullah bahwa setiap muslim harus mencari ilmu setinggi-tingginya. Banyak keluarga muslim semakin prihatin akan pengalaman anak-anak mereka di sekolah negeri. Namun hidup semakin rumit, dan kini termasuk tanggung jawab (orang tua) untuk berpartisipasi dalam kurikulum dan lingkungan pendidikan bagi anak-anak.

B.     Kritik & Saran
Kami menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang kami miliki, maka kami mengharap atas kritikan dan saran para pakar dibidang menulis lebih-lebih terhadap Bapak Dr. H. Nor Hasan, M. Ag. Selaku pemegang atau yang diberikan tugas makalah ini atas partisipasinya. Itu semua demi untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada diri kami yang selama ini terpendam. Dan menjadi bahan acuan agar kami bisa memperbaikinya dikemudian hari atau esok hari.

























DAFTAR RUJUKAN
Yatim. Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaWali Pers, 2015
Ibrahim. T. Darsono, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, Solo: AQILA, 2015
Smith. I. Jane, Islam di Amerika, Jakarta: Colombia University Press, 2005


[1]  Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaWali Pers, 2015), hlm. 1
[2]  Jane I. Smith. Islam di Amerika, (Jakarta: Colombia University Press, 2005), hlm. 74-75
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 175-176  
[4] Ibid., 177
[5] Darsono. T Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, (Solo: AQILA, 2015), hlm. 73
[6] Ibid., 75
[7] Jane I. Smith. Islam di Amerika, ,hlm. 191-202  
0 Komentar untuk "Sejarah Peradaban Islam"

Easy Get Money

Entri Populer

Back To Top