PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an
merupakan kalam Allah SWT yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW memalui
Malaikat Jibril yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah,
diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis dalam mushaf, dan dimulai dengan
surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-nisa’. Umumnya, al-Qu’an lebih
banyak mengungkap suatu persoalan secara global persial dan seringkali
menampilkan suatu masalah dalam prinsip-prinsip dasar da garis besar.keadaan
demikian tidak mengurangi keistimewaan al-Qur’an sebagai firman Allah. Bahkan
disitulah keunikan al-Qur’an dibandingkan dengan kitab-kitab suci yang lain
buku-buku ilmiah karangan manusia.
Oleh sebab itu muncul berbagai metode pembelajaran al-Qur’an yang
bervariasi, diantaranya yaitu metode Ummi yang memiliki ciri khas dan kelebihan
serta kekurangan dari metode tersebut. Pembelajaran al-Qur’an juga sangat
membutuhkan metode, bik metode yang praktis, efektif dan efisien. Sehingga
mampu memberikan kontribusi untuk usaha meningkatkan kemampuan baca tulis
al-Qur’an.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian dan perkembangan metode Ummi?
2.
Bagaimana
model pembelajaran metode Ummi?
3.
Bagaimana
kelebihan dan kekurangan metode Ummi?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan
pengertian dan perkembangan metode Ummi.
2.
Menjelaskan
model pembelajaran metode Ummi.
3.
Menjelaskan
kelebihan dan kekurangan metode Ummi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Perkembangan Metode Ummi
Metode
Ummi merupakan salah satu metode pembelajaran membaca Al-Qur’an yang sudah
banyak berkembang di Indonesia. Metode Ummi merupakan metode yang mengenalkan
cara membaca Al-Qur’an dengan tartil. Metode ini sudah terbukti mampu
mengantarkan anak-anak untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil. Metode Ummi ini
hanya menggunakan 1 lagu yaitu ros dengan dua nada yaitu tinggi dan rendah maka
metode ini sangat cocok digunakan untuk pemula karena masih menggunakan nada
yang sederhana.
Metode
Ummi hadir diilhami oleh model-model pengajaran membaca Al- Qur’an yang sudah
tersebar dimasyarakat, khususnya dari model yang telah sukses mengantar banyak
anak bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil. Metode Ummi adalah metode membaca Al-Qur’an yang
menggunakan tartil tanpa menggunakan lagu-lagu yang banyak sehingga metode ini
akan mudah difahami terutama oleh pemula.
Dalam
pengajarannya, Metode ummi memiliki perbedaan jilid untuk anak-anak dan untuk
orang dewasa. Untuk anak-anak, metode ummi mengajarkan dengan 6 jilid buku
sedangkan untuk orang dewasa diajarkan dengan menggunakan 3 jilid buku saja dan
langsung diteruskan dengan Al-Qur’an. Selain itu, metode ini memilik ibuku
tajwid dan buku gharib yang terpisah dari buku jilidnya.[1]
Ummi
bermakna “ibuku” (berasal dari bahasa Arab dari kata “Ummun” dengan
tambahan ya’ mutakalim. Kita sebagai manusia harus menghormati dan
mengingat jasa Ibu. Tiada orang yang paling berjasa pada kita semua kecuali
orang tua kita terutama Ibu. Ibulah yang telah mengajarkan banyak hal kepada
kita, juga mengajarkan bahasa pada kita.
Dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an metode Ummi menggunakan sebuah pendekatan.
Pendekatan itu pendekatan bahasa Ibu yang pada
hakikatnya pendekatan bahasa Ibu itu ada 3 unsur:
a)
Direct Methode (Metode langsung)
Yaitu
langsung dibaca tanpa di eja/di urai tidak banyak penjelasan. Atau dengan kata
lain learning by doing, belajar dengan melakukan secara langsung.
b)
Repeatation (diulang-ulang)
Bacaan
Al-Qur’an akan semakin kelihatan keindahan, kekuatan, dan kemudahannya ketika
kita mengulang-ulang ayat atau surat dalam Al-Qur’an. Begitu pula seorang ibu
dalam mengajarkan bahasa kepada anaknya. Kekuatan, keindahan dan kemudahannya
juga dengan mengulang- ulang kata atau kalimat dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.
c)
Kasih Sayang Tulus
Kekuatan
cinta, kasih sayang yang tulus, dan kesabaran seorang Ibu dalam mendidik anak
adalah kunci kesuksesannya. Demikian juga seorang guru yang mengajar Al-Qur’an
jika ingin sukses hendaknya meneladani seorang Ibu agar guru juga dapat
menyentuh hati siswa mereka.[2]
B.
Model Pembelajaran Metode Ummi
Model
pembelajaran metode Ummi dibagi menjadi 4, yaitu:
a)
Privat/Individual
Model
pembelajaran Al-Qur’an yang dijalankan dengan cara murid dipanggil atau diajar
satu persatu sementara anak yang lain diberi tugas membaca sendiri atau menulis
buku Ummi. Metodologi ini digunakan jika:
1.
Jumlah
muridnya banyak (berfariasi) sementara gurunya hanya satu.
2.
Jika
jilid dan halamannya berbeda (campur).
3.
Biasanya
dipakai untuk jilid-jilid rendah.
4.
Banyak
dipakai untuk anak usia TK.
b)
Klasikal Individual
Model
baca Al-Qur’an yang dijalankan dengan cara membaca bersama- sama halaman yang
ditentukan oleh guru, selanjutnya setelah tuntas oleh guru, pembelajaran
dilanjutkan dengan individual. Metode ini digunakan jika:
1.
Digunakan
jka dalam satu kelompok jilidnya sama, halaman berbeda.
2.
Biasanya
diapakain untuk jilid-jilid 2 atau 3 ke atas.
c)
Klasikal Baca Simak
Model
baca Al-Qur’an yang dijalankan dengan cara membaca bersama-sama halaman yang
ditentukan oleh guru, selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru,
pembelajaran dilanjutkan dengan pola baca simak, yaitu anak membaca sementara
lainnya menyimak halaman yang dibaca oleh temannya, hal ini dilakukakan
walaupun halaman baca anak yang satu dengan dengan yang lain. Metode ini
digunakan jika:
1.
Dalam
satu kelompok jilidnya sama, halaman berbeda.
2.
Biasanya
banyak dipakai untuk jilid-jilid 3 keatas atau pengajaran kelas Al-Qur’an.
d)
Klasikal
Baca Simak Murni
Model
baca simak murni sama dengan metode klasikal baca simak, perbedaannya kalau
klasikal baca simak murni jilid dan halaman anak dalam satu kelompok sama.
e)
Kekuatan
Metode Ummi
Metode
Ummi tidak hanya mengandalkan kekuatan buku yang digunakan anak dalam belajar
Al-Qur’an, tapi lebih pada tiga kekuatan utama:
f)
Metode
yang Bermutu
Terdiri
dari buku Pra TK, jilid 1-6, Buku Ummi Remaja atau Dewasa, Ghorib Al-Qur’an, Tajwid
dasar beserta alat peraga danmetodologi pembelajaran.
g)
Guru
yang Bermutu
Semua
guru yang mengajar Al-Qur’an Metode Ummi diwajibkan minimal melalui tiga
tahapan yaitu tashih, tahsin dan sertifikasi Guru Al-Qur’an.
Kualifikasi guru yang diharapkan
adalah :
1.
Tartil
baca al-Qur’an
2.
Menguasai
Ghorib & Tajwid dasar
3.
Terbiasa
baca al-Qur’an setiap hari.
4.
Menguasai
metodologi Ummi
5.
Berjiwa
Da’i dan Murobbi
6.
Disiplin
waktu
7.
Komitmen
pada mutu.
C.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Ummi
a.
Kelebihan
Dalam
suatu metode pembelajaran al-Qur’an pasti ada yang namanya kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing metode, berikut ini akan dipaparkan kelebihan
deri metode Ummi yaitu:
1.
Menggunakan
Pendekatan Ibu.
Metode
Ummi adalah salah satu metode al-Qur’an yang menggunakan filosofidari kata ibu
yang dalam bahasa Arab adalah Ummi. Maksud dari kata ummi ini adalah
metode ini menggunakan pendekatan ibu yang mana ustadz/dzah memerankan dirinya
sebagai ibu, ibu yang kasih sayangnya mengajari anak dengan kesabarannya
mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak.
2.
Goodwill
Menejemen
Institusi
yang pembelajaran al-Qur’an baik hampir dapat dipastikan bahwa
pengelolaannyamemiliki perhatian terhadap pembelajaran al-Qur’an, pengelola
berperan cukup besar pada iklim kerja yang kondusif sehingga dapat meningkatkan
prestasi secara optimal.
3.
Sertifikasi
Guru/Mutu Guru
Sertifikasi
Guru adalah proses pertama dan utama yang untuk menjamin mutu sebuah hasil.
Sertifikasi Guru merupakan proses standarisasi mutu pada setiap guru yang akan
mengajarkan atau menggunkan metode Ummi. Adapun kualifikasi guru dalam metode
Ummi yaitu: Tartil dalam membaca al-Qur’an, menguasai Ghorib dan Tajwid dasar,
terbiasa membaca al-Qur’an setiap hari, Menguasai metodologi Ummi, Berjiwa da’i
dan murobbi, Disiplin waktu, dan Komitmen pada mutu.
4.
Sistem
Berbasis Mutu
Sistem
Berbasis Mutu adalah sistem yang berorientasi untuk menghasilkan produk yang
bermutu tinggi dengan menetapkan sejumlah proses yang harus ada dan bisa
mencapai suatu mutu yang bagus dan berkualitas sehingga dicapainya mutu yang
lebih baik.
b.
Kekurangan
1.
Buku
pegangan /buku jilid yang terlalu banyak
Kekurangan
yang pertama yakni halaman pada buku jilid Ummi ini terlalu banyak, yakni
sampai 40 halaman. Padahal biasanya buku-buku jilid lainnya itu hanya berkisar 20-25
halaman.
2.
Target
Waktu
Setiap
metode pembelajaran al-Qur’an memiliki
target waktu agar santri mempu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan
terlalu banyaknya jumlah buku dan jumlah halaman pada metode Ummi, maka maka
target pencapaianpun semakin lama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode
Ummi merupakan salah satu metode pembelajaran membaca Al-Qur’an yang sudah
banyak berkembang di Indonesia. Metode Ummi merupakan metode yang mengenalkan
cara membaca Al-Qur’an dengan tartil. Metode ini sudah terbukti mampu
mengantarkan anak-anak untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil. Metode Ummi ini
hanya menggunakan 1 lagu yaitu ros dengan dua nada yaitu tinggi dan rendah maka
metode ini sangat cocok digunakan untuk pemula karena masih menggunakan nada
yang sederhana.
Metode Ummi hadir diilhami oleh model-model pengajaran membaca Al-
Qur’an yang sudah tersebar dimasyarakat, khususnya dari model yang telah sukses
mengantar banyak anak bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil. Metode Ummi adalah metode membaca Al-Qur’an yang
menggunakan tartil tanpa menggunakan lagu-lagu yang banyak sehingga metode ini
akan mudah difahami terutama oleh pemula.
a.
Kelebihan
Dalam
suatu metode pembelajaran al-Qur’an pasti ada yang namanya kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing metode, berikut ini akan dipaparkan kelebihan
deri metode Ummi yaitu:
1.
Menggunakan
Pendekatan Ibu.
2.
Goodwill
Menejemen.
3.
Sertifikasi
Guru/Mutu Guru.
4.
Sistem
Berbasis Mutu.
b.
Kekurangan
1.
Buku
pegangan /buku jilid yang terlalu banyak
Kekurangan
yang pertama yakni halaman pada buku jilid Ummi ini terlalu banyak, yakni
sampai 40 halaman. Padahal biasanya buku-buku jilid lainnya itu hanya berkisar
20-25 halaman.
2.
Target
Waktu
Setiap metode pembelajaran al-Qur’an memiliki target waktu agar santri mempu membaca
al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan terlalu banyaknya jumlah buku dan
jumlah halaman pada metode Ummi, maka maka target pencapaianpun semakin lama.
a)
Privat/Individual
Model
pembelajaran Al-Qur’an yang dijalankan dengan cara murid dipanggil atau diajar
satu persatu sementara anak yang lain diberi tugas membaca sendiri atau menulis
buku Ummi. Metodologi ini digunakan jika:
1)
Jumlah
muridnya banyak (berfariasi) sementara gurunya hanya satu.
2)
Jika
jilid dan halamannya berbeda (campur).
3)
Biasanya
dipakai untuk jilid-jilid rendah.
4)
Banyak
dipakai untuk anak usia TK.
DAFTAR RUJUKAN
Arif Budi Nurrofiq, wawancara tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.30 di
dalam kantor Majlis Qur’an Madiun.
Modul
Sertifikasi Guru Al-Qur’an Metode Ummi pada tanggal 14-16 Agustus di Kampus
ABM, Malang.
0 Komentar untuk "METODE UMMI"