ca-app-pub-7044437663567666/2222590119

Click Here. Get Money

Pola Fikir Manusia





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT yang memilki karakteristik yang khas. Untuk memahami siapakah manusiai itu? Maka, manusia harus dikaji sebagai obyek yang menyeluruh dan mendalam yaitu dengan memahami potensi kehidupan yang mempengaruhi hidupnya.  Sedangkan akal tidak termasuk dalam potensi kehidupan. Sebab manusia dapat hidup meskipun akalnya hilang. Namun akal merupakan kelebihan yang diberikan kepada manusia. Dari akal pikiran manusia  timbulah rasa ingin tahu, rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan berbagai hal yang ada dan juga berusaha untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Semua ini menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas. Pada manusia  kuno, untuk memuaskan diri, mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Dengan menggunakan logika, muncullah pengetahuan yang berkuasa pada lautan, hutan, dan seterusnya.  Pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Dengan demikian seiring perkembangan zaman pola pikir manusia akan terus-menurus berubah-ubah. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan pola pikir manusia?
2.      Bagaimana proses lahirnya ilmu pengetahuan alam modern?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui perkembangan pola pikir manusia
2.      Untuk mengetahui proses lahirnya ilmu pengetahuan alam modern serta metode, sikap dan langkah-langkah operasionalnya.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    POLA PIKIR MANUSIA
1.Rasa Ingin Tahu
Dengan potensial akal yang di milikinya maka manusia berusaha untuk memahami akan berbagai fenomena alam yang terjadi dan lahirnya pemikiran manusia itu berawal dari rasa ingin tahu yang di miliki oleh manusia. Rasa ingin tahu pada manusia  boleh d katakan tidak akan pernah berhenti, karena selalu muncul keinginan untuk menambah pengetahuan. Rasa ingin tahu itu pula yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu demi menemukan jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Upaya yang di lakukan manusia ada kalanya berhasil namun juga bisa gagal. Akan tetapi kegagalan yang ada pada umumnya justru semakin memicu untuk melakukan lebih keras lagi sampai berhasil.[1]

     2. Mitos
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan  pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan. Dalam kajian ilmu filsafat, mitos ini dibuang jauh-jauh karena tidak sesuai dengan akal sehat atau rasio manusia.

Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pemikirannya.rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya.

     3.  Sejarah Mitos
Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia, selanjutnya berkembang apa yang dinamakan mitos. Masyarakat zaman pra Yunani Kuno sekitar tahun 15 – 7 SM. Percaya pada mitos dan itu merupakan salah satu jaaban yang dihubungkan dengan pengalaman dan kepercayaan saat itu. Untuk itulah manusia mereka-reka sendiri jawban atau keingintahuan itu. Sebagai contoh; apakah pelangi itu? Karena tidak dapat dijawab. Maka mereka-reka jawban bahwa pelangi adalah selendang "bidadari", maka timbullah pengetahuan baru yaitu "bidadari".
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700 – 600 SM. Maka pada zaman itu manusia ada yang pro dan ada juga yang kontra pada mitos.

       4.   Mitos antara Pro dan Kontra
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus. Itulah sebabnya mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada zaman itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas, terjadi pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-600 SM. Kita ambil salah satu contoh, di antaranya Heroskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa sekarang, dapat menerima karena pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak dapat digunakan untuk memacahkan masalah hidup yang mereka hadapi, ini merupakan contoh orang-orang yang pro akan mitos.
Kemampuan berpikir manusia semakin maju disertai perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan dan beralih kepada akal sehat. Inilah contoh dari orang-orang yang kontra akan mitos.[2]
Orang-orang Yunani yang patut dicatat sebagai pelopor perubahan, sebagaimana yang telah dijelaskan sedikit pada sub bahasan A adalah sebagai berikut:

a.       Anaximander (610 – 546 SM),
b.      Anaximanes (560 – 520 SM.),
c.       Herakleitos (560 – 570 SM,),
d.      Phytagoras (+ 500 SM.),
e.       Demokritas (460-370 SM.),
f.        Empedokles (480-430 SM.),
g.      Plato (427-345 SM.),
h.      Aristoteles (384-322 SM.),
i.        Ptolomeus (127 – 151 M.),
j.        Ibn Shina (abad 11),

 B. Lahirnya IPA modern
Pada mulanya manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu (pseduo knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science). Untuk menemukan ilmu pengetahuan, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal sebagai metode keilmuan.
     Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan
perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka..[3]
    

       1. Metode Ilmiah
Pada uraian dimuka kita telah mengetahui adanya perkembangan pola pikir
manusia dimulai dari zaman Babylonia (kurang lebih 650 SM) dimana orang percaya pada mitos, ramalan nasib berdasarkan perbintangan. Bahkan percaya adanya banyak dewa, ada dewa angin, dewa matahari, dewa petir dan dewa-dewa lainnya. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara , antara lain :
a.Prasangka
Yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar ataukah salah
b.Intuisi
Yaitu Pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu
c.Trial dan Error
Yaitu metode coba-coba atau untung-untungan.
Pengetahuan yang didapat dengan cara-cara tersebut diatas termasuk pada golongan pengetahuan yang tidak ilmiah. Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan memenuhi empat syarat, yaitu :
1.      Objektif  ( Kesesuaian dibuktikan dengan hasil pengindraan )
2.      Metodik ( Memperoleh pengetahuan dengan cara tertentu dan terkontrol )
3.      Sistematik (Pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem )
4.      Berlaku umum (Pengetahuan tidak hanya berlaku atau diamati oleh satu orang, tapi semua orang berhak melakukan eksperiment )
·         Ditinjau dari sejarah cara berfikir manusia pada dasarnya terdapat dua
cara pokok untuk memperoleh pengetahuan yang benar yaitu :
1. Cara yang didasarkan pada rasio, paham yang dikembangkan dikenal
dengan rasionalisme.
2. Cara yang didasarkan pada pengalaman, paham yang dikembangkan 
disebut empirisme
Jadi metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmiah alamiah.[4]
  2. Sikap Ilmiah
Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan
sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap alamiah yang antara lain adalah :
a.       Jujur ( Wjaib melaporkan hasil pengamatan secara objektif )
b.      Terbuka ( Terbuka menerima pendapat orang lain )
c.       Toleran ( Tidak akan memaksakan pendapatnya kepada orang lain )
d.      Skeptis ( Tidak akan menerima suatu kesimpulan tanpa didukung bukti kuat )
e.       Optimis ( Berpengharapan baik )
f.       Pemberani ( Berani melawan hal-hal yang akan menghambat kemajuan )
g.      Kreatif ( mampu menghasilkan trobosan dan kreasi demi kemajuan )
·         Ada juga sifat ilmu pengetahuan dan metode ilmiah:
a.       Logis/masuk akal, yaitu sesuai dengan logika/aturan berfikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
b.      Obyektif, yaitu ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka/pertimbangan nilai pribadi.
c.       Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal
d.      Andal, yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan.
e.       Dirancang, yaitu ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya
f.       Akumulatif, yaitu ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teoritis, hukum, dll. yang berkumpul sedikit demi sedikit
        3. Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode ilmiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini tidak harus selalu berurutan, langkah demi langkah, seperti yang tercantum berikut ini. yang penting ialah pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) hanya berdasarkan atas data dan diuji dengan data, bukan oleh keinginan, prasangka, kepercayaan, atau pertimbangan lain.
Menurut Drs. Maskoeri Jasin langkah-langkah penerapan metode
ilmiah itu ada 3 (tiga), yaitu :
a.       Menentukan dan memberikan batasan kepada masalah
b.      Menentukan hipotesis atau rumusan pemecahan masalah yang bersifat sementara
c.       Menguji dan mengadakan verifikasi kesimpulan.
·         Adapun langkah-langkah operasional nya adalah sebagai berikut :
a.       Perumusan Masalah
Yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,
mengapa ataupun bagaimana tentang obyek yang diteliti.
b.      Penyusunan Hipotesis
Yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.



c.       Pengujian Hipotesis
Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlibatkan apakah fakta- fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
d.      Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.
Di dalam ilmu alamiah suatu kesimpulan bersifat sementara (tentatif), kesimpulan adalah sesuatu yang harus diajukan. Pengujian-pengujian seperti itu memerlukan data tambahan. Dengan demikian generalisasi baru akan diperoleh dan terjadilah proses yang berkesinambungan, secara terus menerus dan dengan demikian akan diperoleh kemajuan.
Bagaimana data diperoleh guna menguji terhadap generalisasi tersebut? Data (yaitu catatan observasi secara teliti) dapat diperoleh dengan observasi bebas (bare observation), yaitu observasi yang dilakukan dalam kondisi yang tidak terkendali (uncontrolled condition), dan kedua dengan observasi eksperimental (experimental observation) yaitu observasi yang dilakukan dalam kondisi terkendali (controlled condition)
Data yang diperoleh dianggap sah bila kedua observasi itu dapat diulangi oleh pengamat yang lain kecermatan yang lain. kecermatan dan kejujuran merupakan persyaratan bagi pencari kebenaran. Data yang diperoleh dari observasi tersebut dikumpulkan, dipilih, disusun, dan dikelompokkan dengan hasil bahwa keteraturan tertentu atau generalisasi menjadi tampak jelas.[5]



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
   Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri yang kompleks,yang sama dengan makhluk lainnya,akan tetapi manusia juga mempunyai perbedaan tersendiri dari makhluk lainnya.Yang membedakan adalah manusia di karuniai oleh Allah SWT akal pikiran yang menjadi kelebihan tersendiri dari makhluk Allah yang lain,karena dengan akal manusia jadi mempunyai rasa ingin tau tentang apa yang dilihatnya.
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan, Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia.
Seiring berjalannya waktu,pengertian tentang mitos dan lain sebangainya pun hilang dengan datangnya ilmu pengetahuan modern yang menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengatasi masalah tertentu.Dan ilmu pengetahuan modern ini pun mempunyai metode-metode yang sistematis,empiris dan terkontrol.

B. Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk kepedulian bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA
Tasmuji, H.Cholil, Drs.sutikno, Vidiagati,  IAD-ISD-IBD, (Surabaya: UIN SA Press, 2011)
mawardi, .Nur Hidayat, Ilmu alamiah dasar ilmu budaya dasar ilmu budaya dasar(Bandung: CV.PUSTAKA SETIA, 2009)
Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2007)
Purnama Heri, Ilmu Alamiah Dasar,(Jakarta:PT Rineka Cipta, 2001)
Mien Roosmini dkk, Ilmu Alamiah Dasar,(Semarang: IKIP,1989)


[1] Drs.Tasmuji,M.AG. Drs.H.Cholil, M.Pd.I. Drs.sutikno, M.Pd.I. Vidiagati,SE.,  IAD-ISD-IBD, (Surabaya: UIN SA Press, 2011), Hal.11-12
[2] Drs.mawardi, Ir.Nur Hidayat, Ilmu alamiah dasar ilmu budaya dasar ilmu budaya dasar(Bandung: CV.PUSTAKA SETIA, 2009), Hal.13-15
[3] Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2007)
[4] Purnama Heri, Ilmu Alamiah Dasar,(Jakarta:PT Rineka Cipta, 2001), hal.110

[5] Mien Roosmini dkk, Ilmu Alamiah Dasar,(Semarang: IKIP,1989)
Tag : Mkalah IAD
0 Komentar untuk "Pola Fikir Manusia"

Easy Get Money

Entri Populer

Back To Top