KATA PENGANTAR
Segaja puja dan puji kami haturkan kepada Allah, tuhan semesta alam yang yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta taufik-Nya sehingga kami dalam keadaan sehat wal-afiyat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan terhadap gusti kita sebagai madinatul ilmi Nabi Muhamad SAW.
Syukur Al-hamdulillah kami panjatkan atas suksesnya penyusunan makalah ini. Makalah disusun sebagai tugas harian. Karena itu kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang terkait, terutama dosen pembimbing, orang tua kami dan sahabat yang telah berpartisipasi demi terselenggaranya makalah ini sehingga penyusunan makalah ini berjalan dengan lancar selasai tepat waktu.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurang baik dalam segi tulisan Maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan terutama ilmu kami.
A.
Pendahuluan
Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif
Islam, Menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian,
yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy
(pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam),
At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin
(pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah
(Pendidikan Islami).
Arti pendidikan Islam itu sendiri
adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi
adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang
pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori.
Hakikat manusia menurut Islam adalah
makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Manusia
sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan
Berketerampilan, cerdas serta pandai.
Tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
B.
Pendidikan Dalam Perspektif Islam
Pengertian pendidik adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik
Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam
situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Langgulung (1997),
pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah
Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman),
Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam
(Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan
Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Pendidik Islam ialah Individu yang
melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para ahli pendidikan lebih menyoroti
istilah-istilah dari aspek perbedaan antara tarbiyyah dan ta’lim, atau antara
pendidikan dan pengajaran. Dan dikalangan penulis Indonesia, istilah pendidikan
biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian,
atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada
penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor.
Pengertian pendidikan bahkan lebih
diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai
aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang
atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental,
dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan
antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan
hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa
pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan
nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist). Menurut
Prof. Dr. Mohammad Athiyah al Abrasyi pendidik itu ada tiga macam :
1.
Pendidikan Kuttab
Pendidikan ini
ialah yang mengajarkan al Qu’ran kepada anak-anak dikuttab. Sebagian diantara
mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menulis dan menghafal al
Qur’an semata.
2.
Pendidikan Umum
Ialah
pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan dan
mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara formal sperti
madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam keluarga.
3.
Pendidikan Khusus
Adalah
pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau
lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya.
C.
Defenisi Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu
pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah
teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang
pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori, tetapi isi lain juga ada ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan tentang teori itu.
3. Data yang mendukung tentang
penjelasan itu.
Islam adalah nama Agama yang dibawa
oleh nabi Muhammad saw, yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan
manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada al Qur’an dan
hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah berurutan :al Qur’an lebih
dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an maka harus dicari
dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah
digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan
jiwa al Qur’an dan hadist.
D.
Tujuan Umum Pendidikan Manusia
1.
Hakikat manusia menurut Islam
Manusia adalah makhluk (ciptaan)
Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya
dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama, yang
dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya
dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori
yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh
lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang
mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan
lingkungannya (konvergensi)
Manusia adalah
makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok,
manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat :
77 :
“Carilah kehidupan akhirat dengan apa
yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia “
2.
Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan Islam
mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala
manusia masih hidup didunia.
Manusia mempunyai aspek akal. Kata
yang digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam.
Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :
1.
Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17 :
“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
2.
Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :
“Maka apakah
mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
3.
Kata Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :
“Dan Tuhanmu
mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon
kayu, dan ditempattempat yang dibikin manusia”.
4.
Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :
“Tidak
sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (kemedan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya”
5.
Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :
“Maka
apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan
apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
6.
Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :
“Dan
ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan
mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan
kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu”.
7.
Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :
“Sesungguhnya
binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang
pekak dan tulisan yang tidak mengerti apa-apa-pun.
Manusia
mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 :
“Maka
Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka
sujudlah kalian kepada-Nya”.
3.
Manusia Sempurna Menurut Islam
A.
Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam menghendaki agar orang Islam
itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan
erat dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan
dengan pembelaan Islam.
Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain
yang dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu
ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan – perkembangan
Islam telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa
pengetahuan praktis dan latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah,
sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :
“Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk
wahyu kami, dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim
itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.
B. Cerdas Serta
Pandai
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang
ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan
tepat, sedangkan pandai di tandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan
informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
a)
Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
b)
Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.
c)
Rohani yang berkualitas tinggi.
Kekuatan rohani (tegasnya kalbu)
lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan jasmani terbatas pada
objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera.
Islam sangat mengistemewakan aspek
kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah
yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sungguh-sungguh.
Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam kalbu.
4. Tujuan
Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam
ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan
haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang
dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah.
Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti
dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan
Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu
terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat,
ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup
semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada
Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar
ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek
kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan,
perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan
pendidikan Islam adalah :
1.
Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2.
Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat,
memperkaya pengalaman masyarakat.
3.
Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai
ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut
al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1.
Pembinaan akhlak.
2.
menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3.
Penguasaan ilmu.
4.
Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan
akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1.
Tujuan keagamaan.
2.
Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3.
Tujuan pengajaran kebudayaan.
4.
Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan
pendidikan islam menjadi :
1.
Bahagia di dunian dan akhirat.
2.
menghambakan diri kepada Allah.
3.
Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4.
Akhlak mulia.
E.
PENUTUP
Ilmu
dalam perspektif Islam bukan hanya mempelajari masalah keagamaan (akhirat)
saja, tapi juga pengetahuan umum juga termasuk. Orang Islam dibekali untuk
dunia akhirat, sehingga ada keseimbangan. Dan ilmu umum pun termasuk pada
cabang (furu’) ilmu agama.
Dan
umat Islam sempat merasakan puncak keemasannya, dimana disaat bangsa Eropa
mengidap penyakit hitam, umat islam sudah menemukan sabun, di saat jalan-jalan
di Eropa kumuh, gelap, tidak teratur, umat islam sudah punya jalan-jalan yang
indah, penerangan, bahkan sistem irigasi yang sudah maju.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan
Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya., Bandung, 2001
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan
Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998
Tag :
pendidikan islam
0 Komentar untuk "Pendidikan dalam prespektif islam"