ca-app-pub-7044437663567666/2222590119

Click Here. Get Money

Manusia Sebagai Pencipta Kebudayaan






ABSTRAK
Pengertian Budaya Dan Kebudayaan
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak kata  buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari culture, dalam bahasa belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata colera, yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan mengembangkan tanah( bertani ).[1]  
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Manusia Sebagai Pencipta Kebudayaan
      Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya. maka kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:
1. Suatu pedoman hubungan antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan.
3.  Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4.  pembeda manusia dan binatang.
5. petunjuk–petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan    berperilaku didalam pergaulan .
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya berbuat, bertindak, koma menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. sebagai modal dasar pembangunan.
Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
      Yang dimaksudkan dengan manusia sebagai makhluk kebudayaan tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
.







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

      .  Topik ini membahas tentang manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi keseempurnaan hidupnya.
Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari topik ini adalah agar mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar tentang manusia sebagai makhluk budaya serta pemahaman konsep tersebut dijadikannya dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan menyikapi berbagai problematika budaya yang berkembang dalam masyarakat.
Sehingga eksistensi dari budaya tersebut bisa diterima di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat perlu kiranya menjaga kebudayaan yang kita miliki .

B.     Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan  masalah umum yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Agar tidak terlalu luas maka dibatasi dengan beberapa  pembahasan berikut:
1.      Apa pengertian budaya dan kebudayaan?
2.      Mengapa Manusia sebagai pencipta kebudayaan?
3.      Apa fungsi dari Manusia sebagai makhluk berbudaya ?
4.      Bagaimana proses Perubahan kebudayaan lokal menuju global?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian budaya dan kebudayaan?
2.      Untuk mengetahui manusia sebagai pencipta kebudayaan?
3.      Untuk mengetahui fungsi dari manusia sebagai makhluk berbudaya?
4.      Untuk mengetahui proses perubahan kebudayaan lokal menuju global?








BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Budaya Dan Kebudayaan
A. Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta budhayah yaitu bentuk jamak kata  buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari culture, dalam bahasa belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata colera, yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan mengembangkan tanah( bertani ).[2]  
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Berikut ini pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli adalah  sebagai berikut:
1.      E.B. tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.      R. linton, kebudayaan dapat di pandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang di pelajari, dimana unsur pembentuknya di dukung dan di teruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.      Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4.      Selo soemardjan dan soelaeman soenardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5.      Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
6.      Murdowo, mengatakan bahwa kultur itu mengenai nilai kerohanian, moral, etik, dan estetik yang telah di capai oleh suatu bangsa.
 Adapun ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sestematis dalam ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “ primitive culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalamm kehidupan masyarakat.[3]  




2.2. Manusia Sebagai Pencipta Kebudayaan   
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan-kemampuan. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal,intelengenesia, dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya  manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya.
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangaat besar bagi kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaaya, dan melalui akal budinya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil penciptaannya. Kebudayaan juga’ memberikan pedoman, ugeran, nurma dan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya, yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Karena itu, maka kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:
1. Suatu pedoman hubungan antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan.
3.  Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4.  pembeda manusia dan binatang.
5. petunjuk–petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan    berperilaku didalam pergaulan .
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya berbuat, bertindak, koma menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. sebagai modal dasar pembangunan.
Kebudayaan mempunyai pungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik materiial maupun spritual.
 Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya.

2.3. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan. Di satu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan muncunya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih dari pada tuntutan hidup makhluk lain. Dari sifat tuntutan itu ada yang berupa tuntutan  jesmani dan adapula tuntutan rohani. Bila diteliti jenis maupun ragamnya sangat banyak, namun yang pasti semua itu hanya untuk mencapai kebahagiaan. Binatang barang kali memmiliki juga perasaan tersebut, tapi jelas tidak mungkin hal itu akn dirasakan dengan kesadaran; karena perilaku itu bukan saja berkaitan erat, tetapi bahkan ditentukan oleh akal dan budi. Padahal jelas hewan tidak mempunyainya.
Di sisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampaikapanpun tidak akan  pernah dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa daaan rasa padaa manusia sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa berhentinya berusaha menciptakan benda-benda baru unruk memenuhi hajat hidupnya; baik yang bersifat jasmani maupun  rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan. Jadi kebudayaan hakikatnya tidak lain adalah segala sesuatu yang di hasilkan oleh akal budi manusia.
Berangkat dari batasan-batasan tersebut, maka yang dimaksudkan dengan manusia sebagai makhluk kebudayaan tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Menipu umpamanya, jelas perbuatan manusia yang tidak berbudaya, sebab walaupun perbuatan itu mendatangkan manfaat bagi diri dan mungkin keluarganya, tetapi mungkin merugikan pihak lain dan jelas di larang tuhan. Menggantung diri, walaupun di rasakan oleh pelakunya “ membahagiakan’’ dirinya tidak mendatangkan kerugian pihak lain, tetap bukanlah perbuatan yang berbudaya. Sebab perbuatan itu di larang tuhan.
Kebahagiaan memang hak semua orang, untuk memperolehnya setiap orang dapat menggunakan cara, gaya, akal dan melalui berbagai upaya sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang di milikinya. Namun satu hal yang  harus di ingat, apapun cara dan jalan mana yang di tempuh harus tidak boleh merusak atau melanggar kemanusiaan manusia pada umumnya serta melanggar batas-batas yang telah di tetapkan tuhan.
  2.4. Perubahan Kebudayaan Dari Lokal Menuju Global
Sebagaimana di ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seiring perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis . dengan demikian, kebudayaan akan senantiasa mengalami perubahan. Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan, yaitu:
1.      Perubahan lingkungan alam.
2.      Perubahan yang di sebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok yang lain.
3.      Perubahan karena adanya penemuan.
4.      Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah di kembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
5.      Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia adalah tentu saja peeruubahan yang member nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan sebaliknya, yaitu akal memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut. Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyaraakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisa pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula. Kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tatalaku, nurma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi cirri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Kebudayaan berubah seirama dengan perubahan hidup masyarakat. Perubahan itu berasal dari pengalaman baru, pengetahuan baru, teknologi baru dan akibatnya dalam penyesuaian cara hidup dan kebiasannya kepada situasi baru. Sikap mental dan nilai budaya turut serta dikembangkan guna keseimbangan dan integerasi baru. Tidak setiap perubahan berarti kemajuan. Perubahan disertai kritik, konflik dan pembatalan nilai-nilai lama, lalu menyeleweng dari hasil yang telah tercapai, ataupun membawa serta penghalusan warisan kebudayaan dan peningkatan nilai-nilai. Perubahan yang paling berharga terjadi didalam masyarakat, diman ketahanan mental rohani selalu sanggup memperbaharui dirinya oleh daya kritik diri, refleksi dan daya cipta. Autokritik dihadapan nilai-nilai objecktif menjamin bahwa perubahan bersifat kemajuan. Lapangan autikritink itu diisi baaik dengan penemuan baru didalam kebudayaan itu sendiri maupun dengan sarana, ajaran, adat dan sikap yang ditemukan dalam kebudayaan lain. Sedemikian itulah kebudayaan berkembang dari dalam dan oleh pengaruh dari luar.
Di dalam kebudayaan barat timbullah suatu akselerasi perubahan yang menggemparkan. Penemuan daya uap, listrik, suntikan, radio, aviatik dan energi nuklir mengubah wajah kebudayaan barat dalam dasawarsa terakhir lebih intens dari pada dalam ribuan tahun sebelumnya. Dan pada umumnya itu tidak terjadi berkat penemuan kebetulan, melainkan berkat perencanaan sistematis untuk membuka tabir rahasia alam. Dewasa ini setiap tahun lebih dari 100 ribu penemuann yang di tujui dan diakui dengan hak oktroi. Semua ini mengakibatkan perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, nilai budaya dan pemandangan dunia tanpa adanya kontak yang menyuburkan dengan lingkungan budaya lain.


 









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Budaya dan kebudayaan  yang ada di Indonesia sangatlah beragam sehingga Indonesia kerap kali di sebut sebagai culture  karena memiliki banyak kebudayaan yang sangat tinggi dengan keunikan tersendiri. selain itu Indonesia juga memiliki banyak kebudayaan yang beragam, Namun perlu di ketahui bahwa budaya dan kebudayaan  yang di miliki oleh Indonesia meskipun memiliki jumlah yang banyak dan beragam keunikannya, itu tidak bisa dijadikan sebuah pemanfaatan nilai guna yang berlebihan karena dengan penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan kepunahan kebudayaan  serta akan mengalami penurunan nilai keindahan dan nilai guna pada budaya yang kita miliki, maka kita sebagai manusia haruslah produktif dalam menjaga dan melestarikan  budaya  yang ada di lingkungan  kita agar  tetap terjaga dengan baik.
B.     Saran
Budaya dan kebudayaan  sangatlah penting maka dari itu kita harus bisa menjaga dan melestarikan semaksimal mungkin agar budaya dan kebudaan tetap terjaga. Kita sebagai penerus bangsa harus bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah diwariskan nenek moyang kita, Karena kelak anak cucu kita pasti memerlukan budaya dan kebudayaan.


















Daftar Pustaka
Suratman, munir mbm, salamah ummi, et al. ilmu sosial budaya dasar. Malang: intemedia ( kelompok In-tran publishing ) wisma kali metro, 2013

Widagho djoko, ilmu budaya dasar, Jakarta: bumi aksara, 2012.


                   



[1] Suratman, SH., M.Hum, ilmu sosial budaya dasar (Malang:intimedia kelompok in-trans publishing wisma kali metroI), hal. 31.
[2] Suratman, SH., M.Hum, ilmu sosial budaya dasar (Malang:intimedia kelompok in-trans publishing wisma kali metroI), hal. 31.
[3] Drs. Djoko widagdho, ilmu budaya dasar (Jakarta:PT bumi aksara), hal. 21.
0 Komentar untuk "Manusia Sebagai Pencipta Kebudayaan"

Easy Get Money

Entri Populer

Back To Top