ca-app-pub-7044437663567666/2222590119

Click Here. Get Money

sejarah turunnya Al Qur'an

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada konteks era kali ini, kita telah memasuki era yang modern, zaman yang modern, serta agama yang modern. Mengapa bisa? karena manusia tidak pernah puas dengan apa yang mereka dapat, mereka selalu ingin menemukan hal yang baru dalam hidup. Sekarang kita berlomba-lomba dalam bidangpengetahuan, baikitudalambidang agama, teknologi, serta riset-riset yang langka,apalagidalambidang agama, mereka tidak pernah puas dengan aturan dan pedoman yang telah di tentukan oleh agama. Mereka tidak pernah puas untuk mencarihal yang baru, namundalammenelitihal yang tentumembutuhkanpedoman, di antaramerekakebanyakanyanng tidak berpedoman pada Al-Qur’an.
Al-quran adalah mukjizat nabi Muhammad  yang telah di turunkan oleh Allah Swt. Namun zaman kali ini telah masuk pada zaman era yang penuh persaingan, terkadang mereka tidak sadar apa yang telah mereka lakukan dan apa yang telah mereka riset. Tidak salah jika kita meneliti ataupun mengkaji apa yang ada didalam alqur’an. Namun, hal itu harus tetap pada pedoman agama dan tidak keluar dari aturan serta tidak mengubah makna dan maksud dari isi dan hasil penelitian Al-Quran tersebut. Jika berbicara tentang al-quran, maka kita akan berbicara juga tentang sejarah tentang adanya al-quran, mengapa al-quran itu diturunkan, seberapa pentingnya al-quran itu?. Sedangkan jika kita mengkaji era kali ini, banyak orang yang salah menafsirkan tentang isi al-quran dan banyak pula orang yang mengabaikan dan memandang sebelah mata al-quran dan juga isinya.
Kita sebagai Agen of Change harus mengetahui lebih mendalam tentang al-quran, tentang sejarah turunnya al-quran. Karena kita sudah dihadapkan dengan berbagai hal dan hukum yang kurang tepat dan tidak selaras dengan kandungan yang tersirat dalam al quran. Tentunya dalam hidup kita akan selalu dihadapkan dengan pilihan, nah dalam pilihan tersebut kita harus mempunyai pedoman yang tepat agar tidak salah memilih pilihan yang kita hadapi. Oleh karena itu, kita akan mengkaji Sejarah Turunnya Al-Quran dan akan memahami seberapa pentingnya Al Quran dalam kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di katakan Al Qur’an?
2. Bagaimanasejarahturunnya Al Qur’an?
3. Kapan Al Qur’an di turunkan ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui secara detail tentang sejarah tururnnya Al Quran
2. Memahami sejarah dan Pengertian Al Quran
3. Tahap-tahap turunnya Al Quran
1.4 Manfaat Masalah
Dengan mempelajari sejarah turunnya Al-Quran kita dapat memahaminya serta mengaplikasikannya dalam kehidupan, dan juga kita dapat memahami tentang isi serta kandungan dari al-Quran.








BAB II
PEMBAHASAN
Kenapa kita harus mengetahui secara detail tentang proses turunnya Al Quran, karena kebanyakan di antara kita hanya tahu membaca dan menyimpannya saja. Untuk memahaminya dalam setiap kalimat kita merasa kesulitan untuk memahami disetiap kalimat tersebut dan kitapun sulit untuk memaknainya. Oleh karena itu kita perlu belajar lebih dalam tentang proses dan sejarah turunnya Al Quran dan bisa memahaminya. Di globalisasi modern ini, agama kita telah di buat salah kaprah oleh orang non muslim, kita mepelajari tentang sejarah turunnya al quran agar bisa memperkokoh iman kita dan tidak akan goyah dengan pendapat non muslim yang ingin menghancurkan islam.
Terkadang kita goyah dengan pradigma orang non muslim yang telah mengotak-atik cara fikir kita dengan membalikkan fakta yang ada dalam Al-Quran. Mereka selalu mencari kelemahan-kelemahan dalam kitab kita, walaupun sebenarnya sudah jelas Allah akan menjaga keautentikannya,namunadasajaperbuatan yang mengakibatkansalahdalampenafsiaran Al-Quran di sebabkankesalahanpemahamandalampenafsiran orang non muslim, mungkin bagi muslim yang masih kuat imannya maka ia akan melawan terhadap pemikiran dan pendapat orang non muslim. Tapi bagi muslim yang pondasinya masih lemah, maka ia juga akan ikut-ikutan mendukunng mindsetnya orang non muslim sehingga membentuk sebuah ajaran baru dan sesat dan itu akan jadi boomerang dalam Islam karena hal itu menjadi musuh dalam selimut bagi muslim yang lain. Mereka akan mengacaukan pedoman dan aturan dalam islam, akan membalikkan fakta dan juga mengajak muslim lain untuk mengikutinya. Oleh karena itu perlu untuk kita mempelajari dan memahami sedikit banyak tentang isi dan kandungan Al-Quran dan juga perlu bagi kita mengetahui sejarah dan proses turunnya Al Quran.
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan tuhan, tetapi juga mengatur manusia dengan sesamanya, serta manusia dengan alam sekitar. Untuk memahami ajaran islam lebih sempurna(kaffah), diperlukan pemahaman dalam kandungan Al-Quran dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta sungguh-sungguh dan konsisten.
Al Qur’an juga sebagai lambang utama tentang kenabian dan risalah Ilahiyah pada Nabi kita Muhammad saw. adalah diturunkannya Al-Qur’an yang agung pada hati Nabi saw. Melalui wahyu ilahi lewat lisan jibril Al-Amin as. Untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu itu sendiri tidak terbatas pada Al Qur’an saja tetapi juga melalui sunnah Nabi saw. yang berfungsi sebagai hukum sistematis(tafsili), berdasarkan prinsip-prinsip utama syariat Al-Quran.
Al-Qur’anul Karim merupakan syariat yang universal, inti agama Islam dan dasar agama. Mengetahui Al-Quran akan berfungsi menjelaskan argumentasi dalam menyimpulkan beberapa hukum dan menjelaskan pada pihak yang pro atau kafir yang kontra, menjelaskan sah atau tidaknya suatu ibadah. Sebagaimana yang telah disebutkan di berbagai kitab-kitab bahwasanya Al-Qur’an itu diturunkan kepada nabi dengan lafadz berbahasa Arab, yang dinukil secara mutawatir, dan termasuk ibadah bagi yang membacanya. Al Qur’an jugasebagaisuatuwacanabagikita, sebagaipedomansertaaturandalamhidup, jikakitahiduptanpaaturanmakakitatidakbedadenganhewan, yang manakehidupanakanselalumengikutikemauandirisendirisertatidakberfikirapakahitubenarataumenyalahiaturan.
2.1 Pengertian Al-Qur’an
Banyak sekali pendapat tentang pengertian Al-Quran, namun yang paling masyhur Al-Quran menurut bahasa adalah dari kata mashdar yang maknanya sinonim dengan kata qira’ah(bacaan), yang mana di dalamnya, mengandungbanyakhal yang sangatbermanfaatbagikita, jugamenjadipenuntudalamkehidupankita.Secaralogikajikakitatidakada yang menuntunmakamustahilkehidupankitaakansampaikepadakehidupan yang sempurna, dalamartiankehidupan yang sempurnaadalahketikakehidupan selarasdenganaturanislamsertaperintah-perintahAllah. Jikakitatelahmempunyaipedomandandalamkehidupankitaada yang menuntun(Al Qur’an) maka di situlahkesempurnaanhidupakantercapaidanakankitanikmati. Namun menurut istilah Al-Quran itu mempunyai arti sebagai tersebut:
Pertama: para ahli ilmu kalam(teologi islam) berpendapat, Al-Quran adalah kalimat-kalimat yang maha bijaksana, yang azali, yang tersusun dari huruf-huruf lafdhiyah, dzihniyah dan ruhniyah. Atau Al-Quran itu adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang disusun mulai dari surah Al- fatihah sampai dengan surah An-nas, yang mempunyai keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat kebendaan yang azali.[1]
Kedua: para ulama ushuliyyin, fuqoha’ dan ulama ahli bahasa berpendapat bahwa Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang mana Al Qur’an akan menjadi petunjuk bagi manusia dan jadi pemisah antara yang benar dan salah. Di antara mereka ada yang memberikan definisi Al-Quran dengan singkat dan padat yang hanya dengan menyebutkan satu atau dua identitasnya saja.
2.2 Sejarah turunnya al-Quran
            Muhammad telah menginjak kedua telapak kakinya di bumi Mekah, suatu kota di jazirah Arab yang menjadi pusat perhatian dan pemikiran sebagai pemberitahuan kepada hamba-hambanya tentang apa yang akan dipikulnya nanti. Tuhan telah menjaganya dari permainan sia-sia pada waktu anak-anak untuk menghindarkan pandangan hina dari orang lain, sebagai persiapan terhadap kebesarannya. Tuhan telah membuat lidahnya jujur, dan membentangkan amanat pada kedua tangannya mengisi hatinya dengan kasih sayang serta mengisi kepalanya dengan kebijaksanaan, agar manusia yang melihatnya terhindar dari sifat-sifat yang buruk, oleh sebab itu manusia berkumpul disekelilingnya sebagai berkumpulnya  mereka disekeliling rasul nantinya. Dan ketika pertumbuhan Muhammad meningkat remaja seluruh sifat-sifat yang utamapun berkumpul dengan sempurna. Orang-orang yang melihat beliau begitu heran, dimana beliau berbeda dengan umumnya orang-orang, namun beliau tidak berbeda dengan orang-orang khusus yaitu ahli kitab, lalu mereka mengetahui bahwa beliau ini adalah nabi yang dinantiolehumatmanusia yang nantinyaakanmembawaperubahankepadaumatmanusia.
            Muhammad telah menempuh jalan yang telah digariskan oleh Allah, dan Allah mempersiapkannya menerima apa yang akan diwahyukan kepada beliau. Nantinya, dalam tidur beliau akan mimpi melihat seperti fajar subuh juga nantinya beliau menyendiri sebagai kesenangan dirinya, yang ditunaikannya di gua Hira’, beberapa malam menyendiri untuk beribadah kepada-Nya dan beliau tidak kembali kepada keluarganya kecuali untuk menagmbil bekal. Disaat Muhammad di gua Hira’ menyendiri untuk beribadah, Jibril datang membawa wahyu dari tuhannya dan memberi izin kepada beliau untuk mengajak kepada kaumnyauntukmenyembah kepada Allah yang Maha Esa dan meninggalkan penyembahan patung.
            Permulaan turunnya Al Qur’an yaitu pada bulan Ramadhan bertepatan dengan tanggal 17, hal itu diisyaratkan dalam firman Allah
شَهْر رمضان الذى أنزل فيه القرآن
Artinya :
“Bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan (permulaan) AlQuran”
Juga dijelaskan dalam kitab Al-Bidayah wan-Nihayah (3/6),

وَرَوَى الْوَاقِدِيُّ بِسَنَدِهِ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ الْبَاقِرِ أَنَّهُ قَالَ: كَانَ ابْتِدَاءُ الْوَحْيِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يوم الِاثْنَيْنِ، لِسَبْعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَقِيلَ فِي الرَّابِعِ وَالْعِشْرِينَ مِنْهُ

“Al-Waqidi meriwataykan dari Abu Ja’far Al-Baqir yang mengatakan bahwa: ‘wahyu pertama kali turun pada Rasul SAW pada hari senin 17 Ramadhan malam dan dikatakan juga 24 Ramadhan.”[2]

JumhurUlama’ berpendapatbahwa Al Qur’an itu di turunkanpadamalam 17 ramadhan, dan di malamtanggal 17 ramadhan di peringatisebagaimalamNuzulul Quran, sampaisaatinimasyarakatpuntetapmenjalaniacaraperingatanmalamNuzulul Qur’an tersebut.
Jugadijelaskandalamfirman Allah yang berbunyi:
إن كنتم آمنتم بالله وماأنزل على عبدنا يوم الفرقان يوم التقى الجمعان
Artinya:
“Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari furqan, dihari bertemunya dua pasukan.”
Bertemunya dua pasukan adalah bertemunya kaum Muslimin dengan musyrikin pada perang badar yaitu pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 hijriyah, dan di saatitu Al Qur’an di turunkan. Di guahiro’ malaikatJibrildatangmenghadaprosulullahdanmenyampaikanwahyu yang pertama kali di firmankanoleh Allah kepadaNabiMuhammad Saw. Sedangkan wahyu yang pertama kali diturunkanadalahkalimat:
اقرأ باسم ربك الذى خلق
Artinya:
“Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan.”
Selainpendapat yang di atas, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Al Qur’an di turunkan bukan pada tanggal 17 melainkan pada tanggal 21, dalam Shahih Muslim 1/368; Ahmad 5/299, Al-Baihaqi 4/286-300, Al-Hakim 2/602 di jelaskan bahwa Hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu adalah jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qodar tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qodar.[3]Namunsebagianbesar para Ulama’ sepakatbahwa Al Qur’an diturunkanpadamalamtanggal 17 ramadhan. Al Quran itu turun dalam dua periode, periode tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Periode pertama adalah periode makkah, yaitu periode di mana Nabi Muhammad SAW masih tinggal di makkah yang para ulama’ ahli tahkiq(penelitian) selama 12 tahun 5 bulan lebih 13 hari, terhitung mulai turun pertama pada tanggal 17 ramadhan tahun 41 kelahiran Nabi Muhammad SAW yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Sampai dengan Rabi’ul Awal tahun 54 klahiran  Nabi SAW. Pada periode makkah ini, turunnya Al Qur’an kurang lebih 19/30 dari jumlah seluruh isinya, yang terdiri dari 90 urah yang mencakup 4.773 ayat.
b)      Periode kedua yaitu periode madinah, yaitu periode dimana Nabi sudh hijrsh ke madinah dan diam(menetap) di sana,dan ulama sepakat bahwa selama 9 tahun 9 bulan lebih 9 hari, terhitung sejak awal Rabi’ul Awal tahun 54 kelahiran nabi/tahun fiil sampai dengan tanggal 9 Dzulhujjah tahun 63 kelahiran nabi/tahun fiji/10 H. Yang bertepatan dengan tanggal 27 Oktober 632 M. Selama periode ini turunlah lebih kurang 11/30 dari semua isi Al Qur’an yang terdiri dari 24 surah yang meliputu 1463 ayat.
Pada periode yang pertama (makkah), surah atau ayat yang turun pada periode tersebut dinamakan surah atau ayat makkiyah. Sedangkan pada periode yang kedua (madinah), surah serta ayat yang turun diwaktu itu dinamkan surah madaniyah.[4]
2.3  Proses dan tempo turunnya Al-Qur’an
Al-Quran diturunkan dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10H.[5]Al Qur’an di turunkankepadarosulullahsecaraberangsur-angsurdansesuaikebutuhan, dengancara Al Qur’an di turunkansecaramutawattirmakamempermudahbagiumatislamuntukmenghafalnya, danjugamudahterhadapnabiuntukmenyampaikannyakepadakaumnya.
Semua yang ada di duniainibutuh proses, karenatanpa proses tidakakanpernahadahasil, proses itulah yang akanmenentukansebuahhasilakhir, dimanadalam proses tersebutmengandunghikmah yang tersimpan. Begitupun Al Qur’an yangtidaklangsungturunkepadarosulullah, melainkanmelalui proses dantahapan-tahapan. Proses turunnya al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw. Adalah melalui tiga tahapan, yaitu :
            Pertama, Al-Quran turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh, yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S. Al-Buruj (85) ayat 21-22:
بل هو آلقران آلمجيد فى لوحالمحفوظ
.Artinya :
Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh).
Diriwayatkan pula oleh firman Allah surat Al-Waqi’ah ayat 77-80 :
انه لقرآن كريم. فى كتاب مكنون. لايمسه إلا المطهرون.تنزيل من رب العالمين.


Artinya :
”sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat mulia, dalam kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan seluruh alam.”
            HikmahdaritanazulpertamaadalahsamasepertihikmahnyadariLauhMahfud, yaitusebagaiberfungsisebagaitempatcatatanumum(arsip) darisegalahal yang ditentukandandiputuskanoleh Allah darisegalahal yang terjadi, baikitumakhluk, alamdansemuakejadian. Sebab, LauhMahfuditulahmenujukkanberbagaidata danfaktasertaargumentasi yang membuktikankebesarankekuasaan Allah SWT dankeluasanilmu-Nyasertakekuatankehendakdankebijaksanaan-Nya.
            Tahap kedua, Al-Quran diturunkan dari Lauh al-mahfuzh ke bait al-izzah (tempat yang berada di langit dunia).Setelah Al Qur’an berada di lauhMauhfud, kitab Al Quran diturunkankeBaitulIzzah di langitduniaataulangitterdekatdenganbumi. Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam surat Al-Qadar [97] ayat 1:
اناأنزلناه فى ليلة القدر.
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.”
           
Juga diisyaratkan dalam Q.S. Ad-Dukhan [44] ayat 3:                                 
اناأنزلناه فى ليلة مباركةإنا كنا منذ رين.
Artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.”
            Dalamhalcaraturunnya Al Qur’an dariLauhMahfudkeBaitulIzzah, adatigapendapatdariparaulama, yaitusebagaiberikut:
a)      Sebagianulama, antara lain Imam As-Suyuthi, Az-Zarkasyi, dan lain-lain mengatakan,bahwaturunnya Al Qur’an dariLauhMahfudkeBaitulIzzah di langitduniaituadalahsecarasekaligusturunseluruhisi Al Qur’an. Pendapatiniberdasarkanhadisnabi “Al Qur’an ituditurunkansecarasekaliguskelangitdunia, danhalituadalahsepertiperpindahanbintang-bintang, Allah menurunkankepadaNabi Muhammad SAW sebagiansetelahsebagian (yang lain). (H.R Hakim, BaihaqidariIbnu Abbas)
b)      Mayoritasulama, sepertiMuqatil, Abu Abdillah Al Halimi Al-Mawardi, Al-Qurthubi, dan lain-lainmengatakan, turunnya l Quran keBaitulIzzahitusecarabertahapsampaiduapuluh kali dalamduapuluhmalamqadardari 20 tahun. Tiap-tiaptahun diturunkansejumlahayatkebaitulIzzah yang dilanjutkanakandisampaikanlangsungkepadaNabi Muhammad SAW di bumi.
c)      Sebagianulama lain seperti imam Asy-Sya’bidanlai-lain mengatakan, turunnya al Quran keBaitulIzzahitupertama-tama dimulaipadamalamQadar. Setelahitu, diturunkansecaraberangsur-angsur, sedikit demi sedikitdalamberbagaikesempatandaribeberapawaktu yang berlainan.
Hikmahditurunkannya Al Qur’an keBaitulIzzahyaitusebagaiberikut:
a.       Menunjukkankehebatandankemukjizatan Al Qur’an, yang turuntidaksamadengankitab-kitabsuci yang lain, tetapiberbedadansecarakhusus, yaitudenganditurunkannyasecarabertahap.
b.      Memberitahukankepadaparamalaikatdanparanabisertarasulterdahulu, mengenaikemuliaandanketinggianNabi Muhammad SAW sebagaiRasulpenghabisan, dankitabsuci yang terakhirditerimanya.
Tahap ketiga, Al-Quran diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Ada kalanya satu ayat, dua ayat, dan bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses turun dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Q.S. Asy-Syu’ara’ [26] ayat 193-195 :
نزل ه الروح الأمين. على قلبك لتكون من المنذ رين.بلسان عربي مبين.
Artinya :
“Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), kedalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril, tidak secara sekaligus, melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, sering wahyu turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi Muhammad SAW. Disamping itu, banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian tertentu.
Dalam kenyataan tersebut terkandung hikmah dan faedah yang besar,sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Furqan ayat 32 yang artinya berkatalah orang-orang yang kafir mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?. Demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya secara tartil atau teratur dan benar Q.S. Al-Furqan [32].
            Disamping hikmah yang diisyaratkan ayat diatas, masih banyak hikmah yang terkandung dalam hal diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur, antara lain sebagai berikut :
1.      Memantapkan hati nabi
Ketika menyampaikan dakwah, nabi sering berhadapan dengan para penentang. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan dorongan tersendiri bagi nabi untuk terus menyampaikan dakwah.
2.      Menentang dan melemahkan para penentang Al-Quran
Nabi sering berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang dilontarkan oramg-orang musyrik dengan tujuan melemahkan nabi. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu, bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Quran. Dan ketika mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, hal itu sekaligus merupakan salah satu mukjizat Al-Quran.
3.      Mengikuti setiap kejadian atau yang karenanya (ayat-ayat Al-Quran turun) serta melakukan penahapan dan penetapan syari’at.
4.      Untuk memudahkan Nabi menghafal Al Qur’an sebab nabi itu tidak pandai menulis dan membaca.


BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Jika berlandaskan para pemikiran ilmuan, Al Qur’an adalah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan berkat mukjizat tersebut telah terjadi perubahan yang secara signifikin di kancah islam. Dan Al Quran diturunkan secara mutawattir (berangsur-angur) kepada Nabi Muhammadsebagai pedoman hidup serta aturan.
Banyak pendapat yang menjelaskan tentang turunnya Al Qur’an, ada yang berpendapat pada malam Lailatul Qodar, ada yang berpendapat tanggal 17, 21, dan 24. Namun jumhur ulama’ sepakat bahwa Al Quran diturunkan pada tanggal 17 ramadhan yaitu pada tahun 41 kelahiran Nabi Muhammad SAW yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M
Al Qur’an diturunkan secara tiga tahap, pertama: langsung dari Allah ke lauh al-mahfuzh, yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Kedua: yaitu dari Lauh al-mahfuzh ke bait al-izzah (tempat yang berada di langit dunia) dan ketiga , Al-Quran diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Ada kalanya satu ayat, dua ayat, dan bahkan kadang-kadang satu surat.
3.2 Saran
Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta hikmah, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi.





DAFTAR PUSTAKA


Anwar, Rosihon. 2013. Ulum Al-Quran. Bandung: CV Pustaka Setia.
Izzan, Ahmad. 2005. Ulumul Quran. Bandung: kelompok Humaniora.
Sodiqin, Ali. 2008. Antropologi Al-Quran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Abdul,Djalal H.A, 1975, Ulumul Quran jilid 1, 2, dan 3, Biro PenerbitanFakultasSyari’ah IAIN SunanAmpel Surabaya.
Abdullah Syahhata, 1982, Ulumul Qur’an watTafsir, DarulI’tisham, Cairol.



[1]Ulumul Qur’an menuru Rosihon Anwar
[2] Al Waqidi dalam Al Bidayah wan Nihayah (3/6)
[3] Daniel Djuned. Antopologi Al Qur’an (Jakarta: Erlangga. 2011), hal. 122-123
[4]Ulumul Qur’an, dalam pengertian dasar mushaf utsmani
[5]Ulumul Qur’an. Prof. Dr. H. Abdul Djalal, H.I
0 Komentar untuk "sejarah turunnya Al Qur'an"

Easy Get Money

Entri Populer

Back To Top