ca-app-pub-7044437663567666/2222590119

Click Here. Get Money

MAKALAH ILMU TAUHID



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ketika zaman semakin berkembang, tentu hal ini tidak luput dari dominasi manusia yang semakin lama selalu ingin berubah sehingga menuntut zaman untuk terus berkembang, baik itu perkembangan secara material atau immaterial. Semakin manusia mengeksplorasi idenya, imajinasinya terhadap dunia, maka semakin banya pula dampak yang berakibatkan terhadap alam, sehingga dari perubahan tersebut akan berdampak pula pada manusia yang mengubah alam tersebut.
Era kali ini seseorang hanya mampu mengeksplorasi ide-idenya terhadap alam sekitar, terlalu asyik mengimajinasikan dunia ini, hal ini membuat manusia lupa akan eksplorasi yang harus ada pada diri sendiri sehingga lupa dengan segalanya. Semakin hari semakin Nampak perubahan dunia serta dampak terhadap perubahan manusianya, yang sering kita jumpai adalah seseorang yang terlalu asyik menjadikan dirinya seorang hedonisme, dan hal tersebut membuat lupa terhadap kewajibannya, kewajiban sholat, puasa, bersedekah serta lupa akan tauhidnya.
Sedangkan dalam pandangan islam tauhid adalah pegangan pokok yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya, hanya amal yang dilandasi tauhidlah yang menurut  ajaran islam akan mengantarkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik. Karena begitu penting tauhid dalam kehidupan manusia maka manusia wajib mempelajarinya. Tauhid bukan hanya sekedar mengenal dan mempelajari tentang siapa tuhan kita, merasionalkan wujud an keesaannya serta bukan pula hanya mengenal asma’ dan sifatnya. Hal tersebut memang tidak asing lagi dalam pradigma kita, sehingga dalam pergerakannya waktu yang mendorong zaman untuk semakin maju, kita merasa tidak peduli dengan ketauhidan kita dan lebih memprioritaskan fananya alam semesta, terkadang manusia hanya mampu mengetahui tentang tauhid, namun apakan mampu kita memahami tauhid secara radikal serta pengaplikasiannya pun tak hanya secara mendasar?.



1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan ruang lingkup ilmu tauhid?
2.      Bagaimana metode dan apa saja sumber tauhid?
3.      Apa saja nama lain ilmu tauhid?

1.3  Tujuan Masalah
1.      Memahami tentang ilmu tauhid.
2.      Mengetahui sember dan ruang lingkup tauhid.
3.      Serta memahami metode dan mengetahui nama lain dari ilmu tauhid.


BAB II
PEMBAHASAN

Tauhid merupakan pemurnian kepada Allah, yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, yaitu dengan cara menaati perintahnya dan menjauhi segala larangannya dengan rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya. Ibadah, lebih tepatnya ketika menggambarkan penjelasan tentang Tuhid maka manifestasi dari hal tersebut adalah ibadah.
Ibadah adalah penghambaan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah dan larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh rasulullah, dan inilah hakikat islam, karena islam maknanya ialah menyerahkan diri kepada Allah semata-mata yang disertai dengan kepatuhan muthlak kepada-Nya dengan penuh rasa rendah diri dan cinta. Ibadah juga mempunya arti segala perkataan dan perbuatan baik lahir maupun batin yang dicintai dan diridhoi oleh Allah. *silahkan di tambah sesuai kemampuan anda...!

2.1 Pengertian Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid lebih menitik beratkan bagaimana memahami tentang ke Esaan tuhan, karena tauhid merupakan percaya kepada Allah, baik itu terhadap ke Esaanya, sifat-sifatnya serta tidak menyekutukan-Nya. Tauhid juga dikatakan bagaimana kita mengesakan Allah tanpa keragu-raguan sedikitpun dan ini merupakan salah satu risalah nabi yang disampaikan kepada manusia. Sedangkan berikut merupakan pengertian ilmu tauhid dari berbagai sumber:
a.                   Menutut Hasbi Ash-Shiddiqi
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tenteng cara-cara menetapkan aqidah agama dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan, yaitu dalil-dalil naqil, dalil-dalil aqil maupun dalil-dalil wijdanis.[1]
b.                  Menurut Hassan Hanafi
Ilmu tauhid ialah ilmu Pengetahun yang menetapkan tauhid sebagai keykinan pertama atau sebaga keyakinan induk.[2]
c.                   Ilmu kalam (nama lain dari ilmu tauhid) adalah suatu ilmu yang membahas tentang eksistensi tuhan dan hal-hal yang berhubungan denganNya.[3]
d.                  Pengertian ilmu kalam terdiri dari dua kata ilmu dan kalam. Kata kalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengandung arti pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu.[4]
e.                   Definisi atau ta’rif ilmu kalam juga disebut dengan ilmu tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau esa. Masalah keesaan Tuhan dalam pandangan Islam, sebagai monoteisme, merupakan masalah pokok dalam akidah, dan masalah ini pulalah yang menjadi pembahasan terpenting dari ilmu tauhid.[5] *silahkan di tambah sesuai kemampuan anda...!

2.2  Ruang lingkup
Ruang lingkup ilmu kalam adalah ajaran-ajaran dasar Islam. Ajaran dasar itu disebut dengan akidah dalam islam. Ajaran akidah  itu meliputi wujud allah, Kerasulan Muhammmad SAW, Kewahyuan Al-Qur’an, masalah siapa mukmin dan siapa kafir, tentang surga dan neraka, kekuasaan Allah, dan kebebasan manusia. [6]
*silahkan di tambah sesuai kemampuan anda...!

2.3  Sumber ilmu Tauhid

*silahkan di tambah sesuai kemampuan anda...!

2.4  Metode Pembahasan Ilmu Kalam

Dalam dunia filsafat, masalah ketuhanan juga menjadi objek kajian yang utama, hanya saja metode yang dipakai para filsosof dalam menjelaskan adanya tuhan adalah metode nasional murni sedang ulama kalam menggunakan metode naqli (berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an dan hadis Nabi) tetapi tidak mengesampingkan dalil-dalil aqli (metode rasional). Dengan demikian ada dua metode atau cara pembahasan yang dipakai ilmu kalam yaitu: dalil naqli dan dalil aqli.[7] *silahkan di tambah sesuai kemampuan anda...!
a.                   Menurut Hasbi Ash-Shiddiqi dalam kajian ilmu Tauhid ada tiga metode pendekatan yaitu metode naqli, akli dan wijdani (perasaan halus). [8]
Menurut al- Sanusi bahwa dalil aqli dikaitkan dengan konsep hukum akal dan ia membaginya menjadi tiga yaitu:
1)                  Wajib (al-istilah). Wajib menurut akal ialah sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal tidak adanya. Ia wajib ada dan mustahil jika tidak ada seperti: satu adalah separuh dari dua, ini wajib wajib mempunyai nilai satu menurut dalil akal.
Wajib menurut akal ada dua:
a)                  Wajib Badhi (mudah diahami) tidak membutuhkan pemikiran dan penalaran yang mendalam.
b)                  Wajib Nadzari yaitu membutuhkan perenungan dan pemikiran yang mendalam seperti: tuhan itu qodim, alam semesta ini baru, Tuhan itu Esa. Masalah-masalah ini membutuhkan renungan yang mendalam.
2)                  Mustahil ialah suatu tidak dapat diterima akal adanya atau sesuatu yang wajib tidak adanya seperti seseorang berada didua tempat pada saat yang sama.
3)                  Jaiz ialah sesuatu boleh ada dan boleh tidak ada, seperti adanya alama semesta ini, Allah bebas berkehendak menjadikan atau tidak menjadikan alam ini.
Penggunaan dalil aqli adalah salah satu usaha untuk menghindari keyakinan yang didasarkan atas taqlid, karena iman yang diperoleh secara taqlid mudah terkena sikap ragu-ragu dan mudah goyah apabila berhadapan dengan hujjah yang kuat dan lebih mapan, karena itu ulama sepakat melakukan penalaran dengan memakai dalil akli dan dalil naqli, dalam al-Qur’an banyak ditemui ayat-ayat yang mengkritik sikap taqlid ini. sebagaimana firman Allah yang artinya :
Apabila dikatakan kepada mereka, marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti rosul-Nya, mereka menjawab “cukupklah bagikami apa yang didapatkan dari bapak-bapak mereka tidak mengetahui apa-apa (tidak punya hujja yang kuat) dan tidak mendapatkan petunjuk (al-maidah/5;104) 
Ayat diatas secara implisit mengandung kritikan terhadap nenek moyan mereka yang diikutinya tidak memilikinalasan yang kuat bagi keyakinannya. Demikian pula ketika Nabi Ibrahim menyuru kaumnya untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala atau patung-patung, merekapun tetap bersikap taklid kepada apa yang telah dikerjakan nenek moyang mereka seperti disebutkan dalam QS al-Syura’/2674
“Mereka menjawab:kami telah mendapati nenek moyang kami berbuat demikian.”
Menurut tipe-tipe keyakinan terhadap tuhan bisa dikelompokkan sebagai keyakinan sentral bukan keyakinan jenis periperal, karena hampir semua orang secara psikologis dan fitri menempatkan keyakinan terhadap Tuhan sebagai keyakinan yang pokok, sedang keyakinan perperional dalah keyakinan yang bersifat pinggiran seperti keyakinan seseorang bahwa harga-harga barang akan naik dalam waktu dekat karena mendekat hari lebaran. *silahkan di tambah sesuai kemampuan anda...!

3        Nama-Nama lain ilmu tauhid
*silahkan di tambah sesuai kemampuan anda...!


[1] Latif Mahmud, ILMU TAUHID, (Madura:STAIN Pamekasan Press,2010)hlm,.17
[2] Ibid.17
[3] Latif mahmud, Ilmu Kalam,(Madura: STAIN Pamekasan press,2006)hlm,.1
[4] M. Yunan Yusuf, ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIR KALAM,(Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,2014)hlm,.1
[5] Ibid.3
[6] Ibid.5
[7] Latief Mahmud,Ilmu Kalam,(Madura: STAIN Pamekasan Press,2006)hlm,.5
[8] Latief Mahmud, ilmu Tauhid,(Madurs: STAIN Pamekasaan Press,2010)hlm,.21
0 Komentar untuk "MAKALAH ILMU TAUHID"

Easy Get Money

Entri Populer

Back To Top