Assalamualaikum. wr. wb
Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan islam paling ideal untuk memupuk jiwa islamisme pada umat islam. Pengaruh pondok pesantren dalam hal ini tentu saja sangatlah besar dan jauh berbeda dibanding pendidikan islam di pendidikan formal atau nonformal lainnya.
Keidealan pondok pesantren sebagai pendidikan yang mendoktrin jiwa islamisme ini bisa diketahui melalui indahnya kehidupan pesantren yang penuh perdamaian, budaya para santri mengaji, tawadlu’ kepada ustadz dan kyai, disiplin, interaksi santri terhadap santri lainnya, ajaran suci dari kitab-kitab kuning, dan doktrin islamisme terkait aqidah dan akhlak.
Tentu saja semua hal itulah yang dibutuhkan untuk memperkuat pondasi keislaman dan keimanan dalam diri serta menjaga keutuhan islam dalam berbagsa dan bernegara secara umumnya sesuai dengan visi dan misi pondok pesantren sendiri, apalagi dalam era globalisasi yang serba modern ini.
Pengaruh pentingnya pondok pesantren bagi jayanya kehidupan islam, hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang berjiwa pondok pesantren, misalkan para santri, para alumni pondok pesantren, para kyai, dan beberapa orang yang peduli dengan perkembangan pondok pesantren.
Namun, kita sebagai orang tua meski anak kita di titipkan dipesantren harus tetap di panteau, di awasi dan di dukung...Maksud didukung disini bukan dengan mengijinkan merka membawa handphone, laptop, notebook dan yang semacamnyalah,. meskipun kita tahu dipondok anak pasti akan mendapat tugas yang berkaitan dan membutuhkan alat elektronik,. namun pondok itu sudah menyediakan yang namanya lab komputer, itu memang dikhususkan buat anak santri yang mempunyai tugas dan membutuhkan komputer,.
Salam kenal buat kaliand semua... kini sy hadir menemani kalian semua di tengah sunyinya malam bersama gemparnya angin topan yang menyangga hati kita... baiklah tanpa basa basi kami akan paparkan tentang dunia remaja,,, DUNIA REMAJA MADURA....
Seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin mendekati akhir kehidupan manusia, namun remaja remaja sekarang
makin jauh dari aturan islam, mereka lebih senang di jalanan dengan
menyibukan diri dengan pergaulannya, apa lagi di Madura yang sangat
dikenal dengan kota santri namun itu sekarang hanyalah sebuah simbol
yang masih melekat saja tetapi tidak menggambarkan moral ke santriannya
yang senantiasa memegang undang undang agama, bahkan sekarang ini santri
yang sudah menyantri bertahun-tahun sudah tidak kerasan lagi di pondok
karena pergaulan yang sudah semakin hari semakin bertambah. sekrang meskipun anak pondok sidah banyak yang menjadi pemuda yang hilang kendali, misalkan menjadi pecamdu Narkoba, pemabuk, Berjudi,,,... Harus gimanakah kita sebagai santri yang menjunjung tinggi Almamater pondok beserta Nama kiai...? saya hamzah el-faiq lulusan pondok pesantren Bustanul Ulum akan mencoba mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi pada remaja sekarang berdasarkan penelitian saya di masyarakat dan di pondok pesantren lain....
Pemuda santri kali ini tidak menghiraukan apa yang telah mereka pelajari dipondoknya, padahal tiap hari tiap malam mereka tekah di cekoki oleh berbagai pengajian kitab, kursus, kegiatan ekstra and intra lainnya, tapi kebanyakan mereka masih saja berbuat yang dilarang agama,,,. salah siapakah ini?
Dulu Madura menpunyai istilah-istilah
tersendiri dalam menjahui laranngan islam yaitu dengan kata-kata
(jubhe’) istilah ini digunakan untuk meninggalkan larangan-larangan
dalam islam karena istilah jubhe’ ini mempunyai arti buruk atau jelek
ataupun tercela. Artinya ketika orang-orang dulu ingin melakukan sesuatu
kejelekan atau keburukan, orang tua ataupun seseorang yang menegurnya
cukup saja mengatakan “ ce’lakone cong jubhe’ ” artinya jangan
dilakukan karena itu sesuatu yang jelek “ saking takutnya dengan
kata-kata itu lantas seseorang itu tidak melakukan, seakan-akan melebihi
pekerjaan haram.
dalam kamus inggris dikatakan Youth today are the future generation (Pemuda sekarang adalah generasi masa depan), jika kita sebagai pemudanya yang akan menjadi genarsi bangsa saja sudah jadi remaja yang buruk, bagaimana nantinya anak cucu kita ?. Ini semua dipicu oleh pergaulan yang kurang terjaga oleh orangtua, guru. sehingga anak itu menjadi salah pergaulan dan akan mengacu pada jalan yang suram.
ada dasarnya mempunyai teman bisa memberikan pengaruh baik. Diantaranya
adalah dapat memberikan support dan meningkatkan mental seseorang. Pada
anak-anak, berteman sangat penting karena untuk perkembangan emosi dan
sosial si kecil. Anak yang bersosialilasi dengan baik, maka akan cenderung percaya diri
dan menunjukkan pencapaian akademik yang lebih baik daripada anak yang
kurang bersosialisasi. Melalui pertemanan, anak juga dapat belajar bagaimana cara berhubungan
secara sosial sehingga ketrampilan sosialnya bisa terstimulasi dengan
baik.
Namun bukan hanya itu, ini semua dipicu oleh maraknya system tecnology dan globalwarming.
Awal abad ke-21 ini ditandai oleh perubahan
yang mencengangkan. Kenyataan tersebut telah menghadapkan masalah agama kepada
suatu kesadaran kolektif, bahwa penyesuaian struktural dan kultural pemahaman
agama adalah suatu keharusan. Hal ini hendaknya tidak dilihat sebagai suatu
upaya untuk menyeret agama, untuk kemudian diletakkan dalam posisi sub-ordinate
dalam hubungannya dengan perkembangan sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang
sedemikian cepat itu. Alih-alih, hal itu
hendaknya dipahami sebagai usaha untuk menengok kembali keberagaman masyarakat
beragama. Dengan demikian revitalisasi kehidupan keberagamaan tidak kehilangan
konteks dan makna empiriknya. Keharusan tersebut dapat juga diartikan sebagai
jawaban masyarakat beragama terhadap perubahan yang terjadi secara cepat.
Sebagai agen perubahan sosial,
pendidikan Islam yang berada dalam atmosfir modernisasi dan globalisasi dewasa
ini dituntut untuk mampu memainkan perannya secara dinamis dan proaktif.
Kehadirannya diharapkan mampu membawa perubahan dan kontribusi yang berarti
bagi perbaikan umat Islam, baik pada tataran intelektual teoritis maupun
praktis. Pendidikan Islam bukan sekadar proses penanaman nilai moral untuk
membentengi diri dari ekses negatif globalisasi. Tetapi yang paling penting
adalah bagaimana nilai-nilai moral yang telah ditanamkan pendidikan Islam
tersebut mampu berperan sebagai kekuatan pembebas (liberating
force) dari
himpitan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan sosial budaya dan ekonomi.
Globalisasi berpandangan bahwa
dunia didominasi oleh perekonomian dan munculnya hegemoni pasar dunia kapitalis
dan ideologi neoliberal yang menopangnya. Untuk mengimbangi derasnya arus
globalisasi perlu dikembangkan dan ditanamkan karakter nasionalisme guna
menghadapi dampak negatif dari arus globalisasi.Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan islam paling ideal untuk memupuk jiwa islamisme pada umat islam. Pengaruh pondok pesantren dalam hal ini tentu saja sangatlah besar dan jauh berbeda dibanding pendidikan islam di pendidikan formal atau nonformal lainnya.
Keidealan pondok pesantren sebagai pendidikan yang mendoktrin jiwa islamisme ini bisa diketahui melalui indahnya kehidupan pesantren yang penuh perdamaian, budaya para santri mengaji, tawadlu’ kepada ustadz dan kyai, disiplin, interaksi santri terhadap santri lainnya, ajaran suci dari kitab-kitab kuning, dan doktrin islamisme terkait aqidah dan akhlak.
Tentu saja semua hal itulah yang dibutuhkan untuk memperkuat pondasi keislaman dan keimanan dalam diri serta menjaga keutuhan islam dalam berbagsa dan bernegara secara umumnya sesuai dengan visi dan misi pondok pesantren sendiri, apalagi dalam era globalisasi yang serba modern ini.
Pengaruh pentingnya pondok pesantren bagi jayanya kehidupan islam, hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang berjiwa pondok pesantren, misalkan para santri, para alumni pondok pesantren, para kyai, dan beberapa orang yang peduli dengan perkembangan pondok pesantren.
Namun, kita sebagai orang tua meski anak kita di titipkan dipesantren harus tetap di panteau, di awasi dan di dukung...Maksud didukung disini bukan dengan mengijinkan merka membawa handphone, laptop, notebook dan yang semacamnyalah,. meskipun kita tahu dipondok anak pasti akan mendapat tugas yang berkaitan dan membutuhkan alat elektronik,. namun pondok itu sudah menyediakan yang namanya lab komputer, itu memang dikhususkan buat anak santri yang mempunyai tugas dan membutuhkan komputer,.
0 Komentar untuk " "