ca-app-pub-7044437663567666/2222590119

Click Here. Get Money


Assalamualaikum. wr. wb

Salam kenal buat kaliand semua... kini sy hadir menemani kalian semua di tengah sunyinya malam bersama gemparnya angin topan yang menyangga hati kita... baiklah tanpa basa basi kami akan paparkan tentang dunia remaja,,, DUNIA REMAJA MADURA....
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin mendekati akhir kehidupan manusia, namun remaja remaja sekarang makin jauh dari aturan islam, mereka lebih senang di jalanan dengan menyibukan diri dengan pergaulannya, apa lagi di Madura yang sangat dikenal dengan kota santri namun itu sekarang hanyalah sebuah simbol yang masih melekat saja tetapi tidak menggambarkan moral ke santriannya yang senantiasa memegang undang undang agama, bahkan sekarang ini santri yang sudah menyantri bertahun-tahun sudah tidak kerasan lagi di pondok karena pergaulan yang sudah semakin hari semakin bertambah. sekrang meskipun anak pondok sidah banyak yang menjadi pemuda yang hilang kendali, misalkan menjadi pecamdu Narkoba, pemabuk, Berjudi,,,... Harus gimanakah kita sebagai santri yang menjunjung tinggi Almamater pondok beserta Nama kiai...? saya hamzah el-faiq lulusan pondok pesantren Bustanul Ulum akan mencoba mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi pada remaja sekarang berdasarkan penelitian saya di masyarakat dan di pondok pesantren lain....
Pemuda santri kali ini tidak menghiraukan apa yang telah mereka pelajari dipondoknya, padahal tiap hari tiap malam mereka tekah di cekoki oleh berbagai pengajian kitab, kursus, kegiatan ekstra and intra lainnya, tapi kebanyakan mereka masih saja berbuat yang dilarang agama,,,. salah siapakah ini? 
Dulu Madura menpunyai istilah-istilah tersendiri dalam menjahui laranngan islam yaitu dengan kata-kata (jubhe’) istilah ini digunakan untuk meninggalkan larangan-larangan dalam islam  karena istilah jubhe’ ini mempunyai arti buruk  atau jelek ataupun tercela. Artinya ketika orang-orang dulu ingin melakukan sesuatu kejelekan atau keburukan, orang tua ataupun seseorang yang menegurnya cukup saja mengatakan “ ce’lakone cong  jubhe’ ” artinya jangan dilakukan karena  itu sesuatu yang jelek “ saking takutnya dengan kata-kata itu lantas seseorang itu tidak melakukan, seakan-akan melebihi pekerjaan haram.
dalam kamus inggris dikatakan Youth today are the future generation (Pemuda sekarang adalah generasi masa depan), jika kita sebagai pemudanya yang akan menjadi genarsi bangsa saja sudah jadi remaja yang buruk, bagaimana nantinya anak cucu kita ?. Ini semua dipicu oleh pergaulan yang kurang terjaga oleh orangtua, guru. sehingga anak itu menjadi salah pergaulan dan akan mengacu pada jalan yang suram.
ada dasarnya mempunyai teman bisa memberikan pengaruh baik. Diantaranya adalah dapat memberikan support dan meningkatkan mental seseorang. Pada anak-anak, berteman sangat penting karena untuk perkembangan emosi dan sosial si kecil. Anak yang bersosialilasi dengan baik, maka akan cenderung percaya diri dan menunjukkan pencapaian akademik yang lebih baik daripada anak yang kurang bersosialisasi. Melalui pertemanan, anak juga dapat belajar bagaimana cara berhubungan secara sosial sehingga ketrampilan sosialnya bisa terstimulasi dengan baik.  
 Namun bukan hanya itu, ini semua dipicu oleh maraknya system tecnology dan globalwarming.
Awal abad ke-21 ini ditandai oleh perubahan yang mencengangkan. Kenyataan tersebut telah menghadapkan masalah agama kepada suatu kesadaran kolektif, bahwa penyesuaian struktural dan kultural pemahaman agama adalah suatu keharusan. Hal ini hendaknya tidak dilihat sebagai suatu upaya untuk menyeret agama, untuk kemudian diletakkan dalam posisi sub-ordinate dalam hubungannya dengan perkembangan sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang sedemikian cepat itu.  Alih-alih, hal itu hendaknya dipahami sebagai usaha untuk menengok kembali keberagaman masyarakat beragama. Dengan demikian revitalisasi kehidupan keberagamaan tidak kehilangan konteks dan makna empiriknya. Keharusan tersebut dapat juga diartikan sebagai jawaban masyarakat beragama terhadap perubahan yang terjadi secara cepat.
Sebagai agen perubahan sosial, pendidikan Islam yang berada dalam atmosfir modernisasi dan globalisasi dewasa ini dituntut untuk mampu memainkan perannya secara dinamis dan proaktif. Kehadirannya diharapkan mampu membawa perubahan dan kontribusi yang berarti bagi perbaikan umat Islam, baik pada tataran intelektual teoritis maupun praktis. Pendidikan Islam bukan sekadar proses penanaman nilai moral untuk membentengi diri dari ekses negatif globalisasi. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana nilai-nilai moral yang telah ditanamkan pendidikan Islam tersebut mampu berperan sebagai kekuatan pembebas (liberating force) dari himpitan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan sosial budaya dan ekonomi.
Globalisasi berpandangan bahwa dunia didominasi oleh perekonomian dan munculnya hegemoni pasar dunia kapitalis dan ideologi neoliberal yang menopangnya. Untuk mengimbangi derasnya arus globalisasi perlu dikembangkan dan ditanamkan karakter nasionalisme guna menghadapi dampak negatif dari arus globalisasi.
Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan islam paling ideal untuk memupuk jiwa islamisme pada umat islam. Pengaruh pondok pesantren dalam hal ini tentu saja sangatlah besar dan jauh berbeda dibanding pendidikan islam di pendidikan formal atau nonformal lainnya.
Keidealan pondok pesantren sebagai pendidikan yang mendoktrin jiwa islamisme ini bisa diketahui melalui indahnya kehidupan pesantren yang penuh perdamaian, budaya para santri mengaji, tawadlu’ kepada ustadz dan kyai, disiplin, interaksi santri terhadap santri lainnya, ajaran suci dari kitab-kitab kuning, dan doktrin islamisme terkait aqidah dan akhlak.
Tentu saja semua hal itulah yang dibutuhkan untuk memperkuat pondasi keislaman dan keimanan dalam diri serta menjaga keutuhan islam dalam berbagsa dan bernegara secara umumnya sesuai dengan visi dan misi pondok pesantren sendiri, apalagi dalam era globalisasi yang serba modern ini.
Pengaruh pentingnya pondok pesantren bagi jayanya kehidupan islam, hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang berjiwa pondok pesantren, misalkan para santri, para alumni pondok pesantren, para kyai, dan beberapa orang yang peduli dengan perkembangan pondok pesantren.
  Namun, kita sebagai orang tua meski anak kita di titipkan dipesantren harus tetap di panteau, di awasi dan di dukung...Maksud didukung disini bukan dengan mengijinkan merka membawa handphone, laptop, notebook dan yang semacamnyalah,. meskipun kita tahu dipondok anak pasti akan mendapat tugas yang berkaitan dan membutuhkan alat elektronik,. namun pondok itu sudah menyediakan yang namanya lab komputer, itu memang dikhususkan buat anak santri yang mempunyai tugas dan membutuhkan komputer,.
0 Komentar untuk " "

Easy Get Money

Entri Populer

Back To Top