BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Disini
saya akan membahas tentang ahklak dan moral anak sebelum kita kepermasalah
lebih baik kita mengenal terlebih dahulu
apa itu manusia. manusia secara bahasa disebut juga dengan “insane” yang
dalam bahasa arabnya yang bersal dari
kata “nasiya” yang berarati lupa dan jika dilihat dari kata dasar” al_uns” yang
berarti jinak, kata “insane” dipakai untuk menyebut manusia karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan
diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Disini juga ada beberapa tahapan
kenapa remaja sekarang itu rentan akan hal yang negatif, untuk lebih jelasnya
bisa di lihat di bawah tahapan dan permasalan yang terjadi akibat permasalahan
anak atau remaja yang kurang memahami ahklak dan yang tidak mengenal ahklak dan
moral yang baik dan benar.
B. Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam pembahasan makalah ini sebagai berikut :
1. Apa
itu ahklak dan moral ?
2. Bagaimana
peran orang tua akan kurangnya pemahaman tentang ahklak dan moral ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar
remaja sekarang sadar akan pentingnya ahklak dan moral bagi kehidupan
2. Dan
untuk mengetahui apa itu ahklak dan moral
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tentang
manusia
Kita sebagi orang awam kadang
bertanya-tanya apa itu manusia: Sebelum kita ke pengertian anak atau remaja
atau dewasa kita harus mengenal terlebih dahuli apa itu manusia, manusia secara
bahasa disebut juga dengan “insane” yang dalam bahasa arabnya yang bersal dari kata “nasiya” yang berarati
lupa dan jika dilihat dari kata dasar” al_uns” yang berarti jinak, kata “insane”
dipakai untuk menyebut manusia karena
manusia memiliki sifat lupa dan jinak
artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.[1]
B. Pembentukan
konsep diri
Dari
masa anak-anak menuju masa remaja dimana masa remaja ini adalah masa transisi
dari preode anak ke dewasa, namun apakah dewasa itu ? secara psikologis,
kedewasaan tentu bukan hanya tercapainaya usia tertentu misalnya dalam ilmu hukum,
secara psikologis dewasa adalah keadaan dimana sudah ada cirri-ciri psikologis
tertentu pada seseorang;
Cirri-ciri
psikologis menurut G. W. Allport(1961) adalah:
1. Pemekaaran
diri sendiri (extension of the seif), yang
di tandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai
bagian dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri)
berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memeliki.
2. Kemampuan
melihat diri sendiri secara objektif yang ditandai dengan kemampuan untuk
mempunyai wawasan tentang diri sendiri.
3. Memiliki
falsafah hidup tertentu.[2]
C. Perkembangan
social dan moral anak (siswa)
Pendekatan
terhadap perkembangan sosial/moral anak dalam aliran psikolog kognetif lebih
banyak dilakukan, namun prilaku moral pada umumnya merupakan usur furdamental
dalam bertingkah laku sosial.seorang anak hanya akan mampu berprilaku sosial
pada saat situasi sosial tertentu, maka dari tu prilaku sosial anak itu
dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri dan pemikiran moral seorang anak,
terutama di tentukan oleh kematangan kapasitas kognetifnya, sementara itu,
lingkungan sosial merupakan pemasok materi mentah yang akan di olah oleh ranah
ognetif anak tersebut secara aktif, olehkarna itu prilaku anak dan sikap anak
itu sendiri dipengaruhi keluarga.
Pada tahap perkembangan kognetif
yang memungkinkan sikap dan prilaku egosentrisme seorang anak berkurang,
lazimnya pertimbangan moral (moral
reasoning) anak tersebut menjadi matang, ketika pendidikan yang pertama
adalah keluaraga selanjutnya pendidikan baik yang berlangsung secara formal di
sekolah maupun yang berlangsung secara informal di lingkungan keluarga memiliki
peranan penting dalam mengembangkan psikososial, didalam dunia pendidikan pasti
sudah di ajarkan masalah moral dan akhlak
yang mempengaruhi terhadap tingkah laku seorang anak, menurut R.H.
Walters. Tokoh-tokoh psikologi tersebut telah banyak melakukan penelitian dan
pengkajian perkembangan sosial anak-anak usia sekolah dasar dan menengah dengan
penekanan khusus pada perkembangan moralitas mereka, maksudnya setiap
perkembangan sosial anak selalu dihubungkan dengan tingkah laku moral anak,
yakni prilaku baik dan buruk menurut norma-norma yang berlaku dalam masyarakat,
ras ataupun agama.[3]
D. Pengaruh
media terhadap perkembangan anak
Dulu dan sekarang memang sudah beda
zaman, tahun 90-an, anak-anak SD di panadang sebagai anak ingusan. Masih
kekenak-kanakan tidak mengerti apa itu pacaran, alakadarya dalam berpakaian,
sederhana dalam mengolah pikiran dan tidak menghawatirkan dalam menjalin
pergaulan. Tetapi waktu terus berjalan, keadan berubah kian riskan dimana hal
yang menjadi tidak biasa menjadi kebiasaan yang di anggap baik menurut mereka
dimana anak usia dini sudah memahami dinamika percintaan, mengerti jolak
perasaan, puber sebelum usia mapan, konon ini sebagian dari dasyatnya ke ekses
dari media sebagai tontonan, jika di biarkan besar kemugkinan akan sangat
membahayakan terhadap prilaku moral dan tingkah laku anak.
Ada banyak riset tentang media
contohnya yaitu TV. Menonton televisi itu sepertinya pikiran aktif, tapi
sebenarnya tidak, sesungguhnya itu pikirsn tidak aktif itu Cuma menyerap saja yang aktif ketika itu
yaitu TVnya, dari tubuh kita yang aktif adalah hal-hal yang berkaitan dengan
panca indera, hal yang berkaitan dengan hasrat apalagi televisi lebih banyak
mengekspose hal-hal yang mengumbar aurat. Banyak yang menggugah gengsi,
menggungah kesenangan. Dalam hal makanan saja, yang di bahas bukan sehat dan
tidak nya, tapi lebih banyak enak tidaknya.
Kita bicara dalam negeri,
dikalangan kita keluarga, durasi nonton tvi mereka tu luarbiasa besar, menurup
para ahli nonton tvi itu di perbolehkan ke pada anak ketika sudah berusia 12
tahun, maksimal 8 jam dalam satu minggu, itu kalo tanyangan bagus, kalo
tayangannya itu tidak bags apa lagi itu.
Kalo tayangannya itu interktif,
penonton bia ikut terlibat bukan hanya menyerap, maka itu bias ditingkatkan
menjadi 14-16 jam satu minggu, artinya, bagi anak-anak usia di atas 12 tahun,
normalny mereka sehari menonton TV 1
jam 14 menit dan itu tidak dapat di akumulasi maupun di tonton sekaligus
seminggu sekali.
Nah di Indonesia durasi menonton TV
luar biasa sekali, saya teringat pada waktu di jombang ada pengajian umum
awalnya pengajian berjalan biasa-biasa saja tapi lama kelamaan di jam tertentu
jamaah pengajian menjadi gelisah pengajian tidak kondusif, karena ibu-ibbu
khawatir telenovela yang berjudul
(Cassandra) selesai, nah itu bukti dari dasyatnya dari media masa yaitu TV.[4]
E. Prilaku
menyimpak remaja
Prilaku
menyimpak ini bukti bahwa remaja pada zaman sekarang itu sudah lepas control,
dimana hal itu terjadi karna pergaulan yang sudah bebas dan juga karna adanya
teknologi yang disalah gunakan, oleh karna itu kita sebagai orang tua harus benar-benar
menjaga anak-anak mereha agar tidak terjerumus akan hal-hal yang merugikan bagi
masa depan anak kita. Conto paling sederhana yang bisa merusak ahklak dan moral
remaja yaitu pacaran di mana pacaran ini di tinjau dari segi islam itu tidak
ada kata pacaran tetapi bagi anak zaman sekarang pacaran itu adalah sebagai
bukti dari zaman yang sudah edan dan tidak karuan, hal yang sebelumnya tidak
ada sekarang menjadi ada dan juga dibuat kebiasaan yang di anggap kalo kata
anak sekarang (GAUL). Banyak dikalangan
anak atau remaja bahwa bercinta lain jenis itu sudah biasa dah sudah dianggap
biasa dimana peran orang tua disini sangat penting bagi prilaku, moral dan
ahklak anak atau remaja.
Disini
saya akan memberikan contoh kasus yang di akibat kan kurangnaya pemahaman moral
dan ahlak bagi anak dan remaja:
KASUS
Hasil penelitian 10 masiswa universitas
gadjah mada (klompok diskusi di sagung), tanggal 24 maret-21 juni 1984 di
Yogyakarta mengungkapkan bahwa sebagian mahasiswa dan pelajar bahwa hidup
bersama, mereka menemukan 29 pasangan yang hidup bersama di rumah-rumah
pondokaan, mereka tidur bersama 2-6 hari perminggu. (kompas, 9 juni 1984).[5]
Itu
adalah bukti bahwa semakin berkembangnya zaman moral dan ahklak mereka sudah
tidak di pakai lagi itu sudah termasuk menyeleweng dari ahklak dan moral yang
baik
Di
pandang dari segi permasalahan, masalah yang di akibatkan oleh pacaran yang
berlebihan yaitu seks yang selalu menghantui tingkah laku seorang remaja atu
anak-anak zaman sekarang dimana prilaku tersebut sudah mendarah daging bagi
remaja sekarang, akibat dari hal terebut sering kali mencemaskan para orang
tua, juga pendidik, pejabat pemerintah, para ahli dan sebagainya.kasus yang di
akibatkan oleh penyelewengan ahklak dam moral akan berakibat pada psikososial
mereka dimana ketegangan mental, dam kebingungan akan peran sosial mereka yang
tiba-tiba berubah jika seorang gadis tiba-tib hamil itu sangat berpengruh
terhadap pembicaraaan masyarakat.akibat lainnya terganggunya kesehatan dan
reesiko ke hamilan serta kematian bayi yang tinggi, selain itu ada akibat
lainnya seperti putusnya sekolah dan akibat ekonomis lainnya.
Ada juga dimana pada zaman sekarang prilaku
senonoh atau prilaku yang sangat menyimpang dari ajaran islam yaitu bersetubuh
(sek bebas) dengan pasangan kita yang belum sah di mata hukum dan agama, itu
sudah dianggap biasa pada zaman sekarang islam menekankan dengan ayat yaitu
yang artinya janganlah kalian semua mendekati zina, itu kan sudah jelas bahwa
islam sangat melarang prilaku zina.
F. Faktor-faktor
penyebab masalah seksualitas pada remaja
Ø Meningkatnya
libido seksualitas
Menurut
Robert Havighurst, seorang remaja menghadapi tugas-tugas perkembangan (developmental tasks) sehubungan dengan
perubahan fisik dan peran sosial yang sedang terjadi pada dirinya, tugas-tugas
perkembangan itu antara lain adalah menerima kondisi fisiknya yang berubah dan
memamfaatkan dengan teman sebaya dari jenis kelamin manupun, menerima peranan
seksual masing-msing (laki-laki atau perempuan) dan mempersiapkan perkawinan
dan kehidupan berkeluarga (Jansen, 1985:44-45).
Ø Penundaan
usia perkawinan
Di Indonesia terutama di daerah-daerah
pedesaan masih terdaoat banyak perkawinan dibawah usia, kebiasaan ini bersal
dari adat-adat yang berlaku sejak dahulu yang masih terbawa sampai sekarang,
ukuran perkawinan di masyarakat seperti itu adalah kematangan fisik belaka(
haid, bentuk tubuh yang sudah menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder), atau
bahkan hal-hal tidak sama sekali berkaitan denagn calon pengantin misalnya ,
masa panen, utang piutang antar oramg tua, dan sebagainya.
Ø Tabu-larangan
Kebiasaan-kebiasaan
dan norma-norma yang menyulitkan perkawinan yang disebutkan oleh Fawcett muncul
dalam masyarakat berbagai bentuk, Hull & Adioetomo menyebuitkan dalam
tulisannya(1984), beberapa penelitian tentang hubungan antar usia yang
illegal(sah menurut hokum).perkawinan di barat biasanya di dahului atau segera
di ikuti dengan hubungan seksual dan hidub bersama (cohabitation), tetapi, di masyarakat yang sedang berkembang,
termasuk di jawa, teerdapat kebiasaan yang lain, disana ada empat tahapan
perkawinan yang berurutan dalam waktu dekat.[6]
Dan
oleh karna itu di zaman yang serba modern kita sebagai penurus bangsa jangan
lah tinggalkan ahklak moral dan norma-norma yang di ajarkan oleh oraang tua
kita agar tidak terjerumus akan hal yang bersifat buruk bagi kita dan keluarga
kita dan saudar-saudara dekat kita.dimana peran remaja harus selalu berjalan
pada titik di mana ahklak yang di tekankan dan moral yang baik. Hal-hal diatas
ini adalah sebuah pelajaran bagi kita sebagai remaja bahawa kita harus
mempunyai ahklak yang baik dam moral yang baik dan juga dasar agama yang kita
anut agar tiadak terjerumus akan hal-hal yang berbau akan ke burukan zaman.
G. Di
tinjau dari segi ahklak
Ada
juga hal -hal yang bisa membuat akhlak dam moral kita itu buruk atau tercela, buakan
hanya pergaulan tetapi da juga yang lainnya yaitu di antaranya:
Ø Sombong
Sonbong
adalah sifat, prilku yang merasa diri lebih baik dari orng lain, kesobongan
adalah warisan dari iblis, yang mnolak mengikuti perintah allah untuk bersujut
(hormat) kepada nabi karna merasa lebih baik dan lebih mulia dari pada
adam.dalam surat al-A’raf ayat 146 allah ber firman :”aku akn memalingkan
orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alas an yang benar
dari tanda kekuasaan ku, mereka jika melihat dari ayat-ayat ku, tidak beriman
kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawakepada petunjuk, maka
tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus
menempuhnya, yang demikin itu karena mereka mendustakan ayat-ayat kami, dan
mereka selalu melalaikan nya.”
Ø Iri
dan dengki
Setiap
remaja atau manusia di muka bumi ini pasti punya rasa dengki terhadap orang
lain tetapi tergantung pada cara kita menyikapi terhadap hal tersebut.[7]
Setiap manusia mempunyai atau mendapatkan
nikmat dari allah,meskipun nikmat seseorang itu tidak sama dengat nikmat
lainnya, terdapat sebagian orang yang mendapatka nikmat yang besar/banyak,
misalnya beruppa keberhasilan dan kesuksesan, sementara manusia lainnya, tidak
dapat mendapatkannya. Perbedaan inilah yang dapat mengakibatkan ada orang yang
iri dengan nikmat yang diterima orang lain.
Dengki dan iri dalah keadaan seseorang
yang merasa tidak nyaman dan sakit hati atas kenikmatan yang di dapat dari
orang lain, maka dari itu sikap kita sebagai remaja harus meng hindari hal
tersebut karna sudah jelas bahwa hal tersebut bisa merusak moral dan ahklak
kita.
Di atas ini adalah bukti
bukan hanya pergaulan yang bisa merusak moral dan ahklak kita tetapi sikap
sombong dan dengki juga termasuk dalam hal yang bias merusak moral dan ahklak
kita, dan sikap kita sebagai remaja harus maenghindari hal-hal yang bisa
merusak moral dan ahklak dengan selalu bertawakal terhadap allah selalu rajin
beribadah dan selalu menjaga diri dari hal-hal yang menyeleweng dari ajaran
agama kita.
BAB
III
PENUTUP
§ Kesimpulan
Prilaku penyelewengan moral dan ahklak
seorang remaja akibat dari kurangnya pengetahuan akan agama dan kurangnya
wawasan tentang hal yang berkaitan dengan ahklak olehkarna itu terjadilah hal
yang tidak di inginkan seperti pergaulan bebas, sek bebas dan sebagainya.maka
dari itu kita sebagai remaja harus mempunyai besik atau dasar agama yang kuat agar tidak ikut arus globalisai yang
mungkin bisa berakibat buruk bagi kita.
§ Saran
Agar kita tahu bahwa remaja rentan akan
hal yang bersifat negative apalagi pada era sekarang yang semuanya serba bebas,
oleh karana itu pintar-pntarlah kita untuk mencari jalan yang baik agar kita
tidak terjerumus akan hal itu.dan juga agar kita senang tiasa waspada akan
hal-hal yang nantinya biasa merusak moral dan ahklak kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Yasmil, KRIMINOLOGI, Bandung: PT
Refika Aditama,
2010.
Sarwono, Sarlito Wirawan, PSIKOLOGO REMAJA, Jakarta:PT Raja
grafindo persada, 2013.
Syah, Muhibbin, PSIKOLOG
BELAJAR, Jakarta:PT Rajagrafindo
Persada, 2011).
Fauzil Adhim, Mohammad, DIET NONTON TV, JIKA INGIN AMAN,
Jawa timur:Pondok
Pesantren Sidogiri,2014.
Muchlis Solichin, Mohammad, AKHKLAK & TASAWUF, Surabaya:
CV Salsabila Putra
Pratama, 2014.
[2] Prof.
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, PSIKOLOGO
REMAJA, (Jakarta:PT Rajagrafindo persada, 2013), hlm. 81-83.
[4] Mohammad Fauzil Adhim, DIET
NONTON TV JIKA INGIN AMAN, (Jawa timur:Pondok Pesantren Sidogiri,2014),
hlm. 23-25.
[7] Dr. H. Mohammad
Muchlis Solichin, M.Ag., AKHKLAK &
TASAWUF, (Surabaya: CV Salsabila Putra Pratama, 2014), hlm. 92-100.
0 Komentar untuk "SEPAK TERJANG MORALITAS REMAJA PADA ERA GLOBALISASI"